Rabu, 13 November 2013


Makalah Instrumentasi
Alat-alat Instrument








Di susun oleh :
Nurlia
II B
113145453061

Program Studi DIII Analis Kesehatan
STIKes Mega Rezky Makassar
Tahun Ajaran 2011/2012


KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmani Rahim
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
           Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Alat-alat instrument “ dapat di selesaikan tepat waktu.
          Pada penulisan makalah ini,penulis telah berusaha semaksimal mungkin namun mengingat kodrat manusia sebagai manusia biasa tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan yang membutuhkan koreksi dan penyempurnaan dari berbagai piha.Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Dosen pembimbing mata kuliah Instrument III
2.      Semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Saran dn kritik sangat kami harapkan demi perbaikan dalam pembuatan makalah,baik yang sekarang maupun yang akan datang.


                                                                                                 PENYUSUN









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI                                                                              
BAB I : PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
B.     Tujuan penulisan makalah
           BAB II : ISI
A.      Pentra
B.      Sysmex
C.      Turbidimeter
D.      Zenix
E.       Hema Count
F.      AAS
G.     Spektrofotometer UV-Vis
H.     Spektrofotometer Infrared
I.        Fotometer
J.       X-Ray Diffraction
K.    Kromatografi
         BAB III : PENUTUP
A.     Kesimpulan
B.     Saran
         DAFTAR PUSTAKA
                                                          




  


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu :perkakas, perabot yang dipakai untuk mencapai maksud atau tujuan(Anonim, 2011).Sebelum memulai praktikum tentunya kita harus mengenal alat, bentuk dari alat tersebut, fungsi, dan cara kerjanya. Agar nantinya pada saat praktikumkita tidak kesulitan ataupun salah menggunakan alat tersebut.
Alatyangberadadi laboratorium merupakan sarana yang dipakai untuk menunjangterlaksanakannya kegiatan saat praktikum. Sebelum dan sesudahmelakasanakan praktikum, peralatan laboratorium yang digunakan dibersihkandahulu agar bersih. Tidak ada zat-zat atau kotoran lainnya yang menempel. Inibertujuan untuk menjaga kebersihan dan keawetan peralatan tersebut. Dan jugasetelah selesai digunakan disimpan kembali ke tempatnya.
B.     Tujuan penulisan makalah
Ø  Untuk mengetahui bagaimana pengertian,prinsip kerja,bagian-bagian alat dan cara pengoperasian dari alat instrument kimia dan kesehatan yang meliputi :

ü  Pentra
ü   Sysmex
ü   Turbidimeter
ü   Zenix
ü   Hema Count
ü  AAS
ü  Spektrofotometer UV-Vis
ü  Spektrofotometer Infrared
ü  Fotometer
ü  X-Ray Diffraction
ü  Kromatografi






BAB II
ISI
PENTRA
A.     Pengertian

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQpSrTxDoeoqX2XPtTZxsSm6gDY4Slv-nOWSGpNzS82FmdttgpJzVsrWjc

            ABX Pentra 60 merupakan alat hematologi full otomatis,untuk pemeriksaan specimen invitro dan dapat di operasikan baik untuk 12 parameter ataupun 26 parameter.Metode yang digunakan adalah impedansi elektri dan absorbansi cahaya.
B.     Prinsip kerja
1.      ABX Pentra-400
Cahaya putih dari lampu halogen tungsten ditangkap oleh lensa kondensor pertama, kemudian mengalami pemantulan dari cermin pantul dan dipertajam oleh lensa kondensor kedua, selanjutnya cahaya akan melalui kuvet dan berinteraksi dengan campuran reagensia dan bahan pemeriksaan yang telah selesai bereaksi. Cahaya yang diteruskan dari kuvet tersebut diarahkan dan dipusatkan oleh lensa kondensor ketiga kemudian ditangkap oleh sejenis cermin cekung reflective grating spreads menjadi cahaya monokromatik dan merefleksikannya pada detektor PDA (Pixel Digital Analogical)
2.      ABX Pentra-60
Prinsip kerja alat ABX PENTRA 60 adalah Berdasarkan spesifikasi
ukuran sel yang melewati filter dengan memakai tegangan listrik, spesimen
yang didistribusikan kedalam chamber – chamber dilakukan secara
tangensial dengan bantuan dari diluent yang memberikan pengocokkan
yang sempurna dan menghilangkan permasalahan dari kerapatan spesimen,
untuk sekali pembacaan bisa diperiksan sekaligus beberapa parameter
seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, MCV, MCH, MCHC dan
hitung Jenis. (ABX Diagnostik,1999)
C.     Reagensia:
Ø  ABX Pentra-400
1.      Unit pendingin : larutan glycol ( NH4Cl=ammonium chlorida).
2.      Air pencuci : air steril pasokan khusus.
3.      Reagensia khusus autoanalizer produk Horiba ABX.
4.      Reagensia modul ISE (bila digunakan).
Ø  ABX Pentra-60
1.      ABX diluent
2.      ABX Cleaner
3.      ABX Eosinofik
4.      ABX Basolyse
5.      ABX Alphalyse
D.    Alur analisa:
Ø  ABX Pentra-400
1.      Persiapan (bahan pemeriksaan, reagensia, kuvet, glycol, air destilasi, kalibrator dan kontrol)
2.      Pemrograman parameter pemeriksaan.
3.      Pemrograman data-data serum kontrol dan kalibrator.
o   Nomor bacth.
o   Expire date.
o   Nilai – nilai target.
4.      Melaksanakan kalibrasi dan kontrol, bila sudah tekan “OK”
5.      Pemeriksaan bahan pemeriksaan.
6.      Print out hasil.
E.     Prosedur  menjalankan
Ø  ABX Pentra-400
1.      Cek kondisi dari :
Ø  Air pada Reservoir Bottle, apabila kurang tambahkan air.
Ø  Waste Container, apabila sudah penuh kosongkan kontainer.
Ø  Kuvet baru, apabila kurang tambahkan kuvet baru pada tempatnya.
Ø  Kuvet bekas, apabila penuh kosongkan tempat kuvet bekas.
Ø  Ketersediaan kertas yang ada pada printer.
2.      Nyalakan ABX Pentra 400 dengan cara :
Ø  Manual       :Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat.
Ø  Otomatis    : Apabila alat telah diprogram untuk dihidupkan secara otomatis, maka alat akan langsung hidup sesuai dengan jam yang diprogram.
3.      Tunggu alat melakukan proses inisialisasi, setelah selesai pilih Nama Operator (user name) dan masukkan password. Pilih juga New Worklist untuk memulai dengan worklist  baru. Kemudian tekan OK.
4.      Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan ready.
5.      Dari main menu cek status dari reagen yang ada pada reagen tray. Cek dan segera ganti reagen yang ditunjukkan dengan warna merah. Apabila status reagen menunjukkan warna oranye berarti sisa reagen hanya cukup untuk beberapa pemeriksaan saja sehingga harus disiapkan reagen backup.
6.      Lakukan kontrol dan kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang akan digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang telah ditentukan (kontrol di rak berwarna hijau, kalibrator di rak berwarna kuning).
7.      Cara melakukan kalibrasi yaitu dari main menu pilih Worklist, kemudian pilih Calibration, setelah itu tekan tanda (+) dan pilih Calibration expired only, kemudian di layar ditampilkan pemeriksaan apa saja yang harus dikalibrasi pada waktu tersebut. Tekan tombol OK.
8.      Apabila hasil dari kontrol dan kalibrasi telah sesuai dengan batas yang ditentukan (valid)  maka alat siap untuk digunakan.
9.      Apabila alat telah selesai mengerjakan sampel dan akan dimatikan, tekan tombol Exit. Setelah itu pilih menu Shutdown dengan meminta System Cleaning, setelah itu tekan OK.
10.  Biarkan alat melakukan proses pencucian kemudian bagian alat untuk pemeriksaan akan mati tetapi power utama tetap nyala (tombol power tidak dimatikan) untuk menjaga kestabilan suhu reagen.
Ø  ABX Pentra-60
1.      Switch utama dinyalakan, terletak di belakang instrument.
2.      Setelah lampu indikator menyala, tekan tombol start up, maka secara otomatis alat akan melakukan pembilasan dan melakukan pemeriksaan reagen. Jika lolos maka alat akan menampilkan nilai nol untuk setiap parameter pemeriksaan dan jika tidak, maka secara otomatis alat akan melakukan pembilasan ulang dan pemeriksaan reagen sampai tiga kali sehingga didapatkan angka nol untuk setiap parameter pemeriksaannya.
3.      Tekan tombol start.
4.       Siapkan bahan pemeriksaan (darah EDTA).
5.       Tekan tombol ID dan masukkan nomor pasien, tekan tombol enter tunggu sampai jarum penghisap darah keluar.
6.      Tempelkan alat penghisap sampai dasar tabung kemudian tekan sampel bar sampai jarum masuk kembali dan melakukan pemeriksaan.
7.      Alat akan memproses sample selama satu menit dan hasil pemeriksaan akan tampak pada layar.
8.      Untuk mematikan alat, tekan stand by maka alat akan mencuci selama satu menit, setelah layar padam matikan alat  dengan menekan switch utama yang terletak di bagian belakang alat.
F.      Interpretasi hasil:
Ø  ABX Pentra-400
1.      Bila kalibrator dan kontrol serum tidak memenuhi nilai targetnya, maka pemeriksaan tidak dapat dilakukan.
2.      Bila hasil terlalu tinggi kadarnya dibandingkan dengan nilai kalibrator, maka alat akan secara otomatis mengencerkan bahan pemeriksaannya.
3.      Bila kualitas bahan pemeriksaan kurang baik, alat akan menginformasikannya dan tidak melakukan pemeriksaan yang diminta.
4.      Nilai yang nilainya terlalu tinggi atau rendah dari nilai rujukan akan diberi tanda bintang.


Sysmex
A.     Pengertian

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTDpWm-UUFMgXiCUZMrsGWJ6B_RlJxE9psoeeVVN69qKuS7lsL-g8MePmMp

Hematology Analyzer (Sysmex XT-1800i dan Ruby Cell Dyn –Abbot), dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan Hematologi Lengkap/Rutin ( Hb, Leukosit, Eritrosit, Hematokrit, Trombosit, Hitung jenis leukosit) dan dapat digunakan untuk mengetahui adanya kelainan morfologi sel-sel darah maupun flaging malaria.
Hemostasis analyzer (Coagulation Sysmex CA 500) digunakan untuk pemeriksaan yang berhubungan dengan faktor-faktor  pembeku darah. Adapun pemeriksaan yang bisa dikerjakan meliputi Masa Thrombin (TT), Masa Prothrombin (PT), Activacted Partial Tromboplastin Time (A-PTT) dan Fibrinogen.
B.     Prinsip kerja
Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter dengan memakai tegangan listrik untuk sekali pembacaan bisa diperiksa sekaligus beberapa parameter seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, MCH, MCHC, MCV dan Hitung Jenis Leukosit.
C.     Prosedur kerja
1.       Switch utama dinyalakan, terletak di samping kanan instrument.
2.      Setelah lampu indikator menyala maka secara otomatis alat akan melakukan start up sampai layar menampilkan tulisan ready.
3.      Siapkan bahan pemeriksaan (darah EDTA).
4.      Tempelkan alat penghisap sampai dasar tabung kemudian tekan sampel bar sampai jarum masuk kembali dan melakukan pemeriksaan.
5.      Alat akan memproses sample selama satu menit dan hasil pemeriksaan akan tampak pada layar dan dapat diprint.
6.      Untuk mematikan alat, tekan shutdown maka alat akan mencuci selama satu menit, setelah layar padam matikan alat  dengan menekan switch utama yang terletak di bagian samping kanan alat.
Ø  Nilai Normal   :
1.      Leukosit     : 4.000 – 10.000/mm
2.      Eritrosit      : Laki-laki : 4,5–6,0 juta/mm³                Perempuan: 4,0–5,5juta/mm³
3.      Trombosit               : 150.000 – 400.000/mm³
4.      Hematokrit : Laki-laki : 40 – 54%               Perempuan : 37 – 47%
5.      Hb                         : Laki-laki 14 – 18 gr/dl            Perempuan : 12 – 16 gr/dl
D.    Macam-macam Sysmex
1.      Sysmex ® HST dan Alpha Seri
 The berbagai solusi otomatisasi Sysmex hematologi membantu memaksimalkan efisiensi dan standarisasi operasi di laboratorium Anda. Solusi paling sederhana, benchtop XE-AlphaN, meningkatkan efisiensi melalui persiapan geser terintegrasi dan otomatis dan pewarnaan. Solusi yang paling komprehensif, sistem HST-N dan Lavender Top Management, memberikan efisiensi seluruh tahapan proses analisis.
2.      Sysmex XE-® Seri
The XE-Series menawarkan analisis media untuk laboratorium volume tinggi sistem hematologi otomatis yang benar-benar dapat memenuhi dan melampaui harapan. Yang berdiri sendiri XE-Series menawarkan solusi teknologi canggih untuk memenuhi kebutuhan Anda untuk keandalan, parameter dilaporkan novel dan kecepatan. The XE-Series adalah scalable, memungkinkan Anda untuk mengintegrasikan geser membuat dan pewarnaan untuk membangun sistem otomasi yang sesuai dengan kebutuhan beban kerja Anda: XE-AlphaN, HST-N atau Sistem Managemet Lavender Top dengan Otomasi Cerdas didukung oleh Sysmex WAM. 
3.      Sysmex ® XT-Series
Dirancang untuk laboratorium volume sedang, XT-Series menonjol dari analisa hematologi lainnya. XT-Series, yang terdiri dari XT-4000i ™, XT-2000i ™, dan XT-1800i ™ analisis, menawarkan parameter yang berbeda untuk kebutuhan pengujian yang berbeda. Apakah itu rutin CBC dan analisis Diff, analisis retikulosit onboard, tanpa pretreatment atau otomatis jumlah granulosit belum menghasilkan untuk mengurangi ulasan slide, XT-Series memiliki analyzer untuk memenuhi kebutuhan pengujian Anda. XT-2000iV ditujukan hanya untuk penggunaan hewan multispecies. Dirancang dan dibuat oleh Sysmex, Anda dapat yakin Anda menerima teknologi dan kehandalan lab Anda membutuhkan. 
4.      Sysmex ® XS-Series
The Sysmex XS-1000i menawarkan laboratorium sistem hematologi yang arus alur kerja dengan menyediakan pengujian hingga 60 sampel per jam, memungkinkan waktu penyelesaian yang cepat. Sekarang pertengahan volume laboratorium klinis dapat menikmati manfaat dari memiliki sistem hematologi dibangun dengan prinsip teknologi yang sama, kehandalan dan operasi sebagai Sysmex high-end analisis.







Turbidimeter
A.     Pengertian
http://www.filtec.co.nz/images/products/hach/HACH_portable_turbidimeter.jpg
Turbiditas merupakan pengukuran optik dari hamburan sinar yang dihasilkan. Hamburan sinar terjadi karena interaksi antara sinar yang diberikan dengan partikel suspensi yang terdispersi dalam larutan. Partikel-partikel suspensi tersebut dapat berupa lempung alga, material organik, mikroorganisme, material koloid dan bahkan molekul besar sekalipun seperti tannin dan lignin(Saidar,et.al, 2002).
B.     Prinsip kerja
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran(Day and Underwood, 2002).
C.     Jenis turbidimeter
Ada tiga jenis turbidimeters umum yang dipakai sekarang. Ada yang disebut sebagai bench top, portable, and on-line instruments. Bench top dan portabel turbidimeters Bench digunakan untuk menganalisa sampel ambil atas unit Bench biasanya digunakan sebagai laboratorium stasioner instrumen dan tidak dimaksudkan untuk menjadi portabel. On-line instrumen biasanya dipasang di lapangan dan terus menerus menganalisa aliran sampel tumpah off dari proses unit. sampling Pengukuran dengan unit-unit ini membutuhkan kepatuhan yang ketat untuk pabrik sampling prosedur untuk mengurangi kesalahan dari gelas kotor, udara dalam gelembung sampel, dan partikel yang menetap. Penggunaan alat turbidimeter ini yaitu menyimpan sampel dan standar pada botol kecil/botol sampel. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu harus diset, dimana angka yang tertera pada layar harus 0 atau dalam keadaan netral, kemudian melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada turbidimeter sesuai dengan nilai standar. Setelah itu sampel dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada turbidimeter, hasilnya dapat langsung dibaca skala pengukuran kekeruhan tertera pada layar dengan jelas. Akan tetapi pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan menekan tombol pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan agar pengukuran tepat atau valid, dan hasilnya langsung dirata-ratakan
D.    Prosedur kerja
1.      Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Memasangkan/menyambungkan turbidimeter dengan sumber listrik, diamkan selama 15 menit
3.      Larutan standar diletakan pada tempat sample yang ada dalam turbidimeter, lalu melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada turbidimeter sesuai dengan nilai standar
4.      Sample dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada turbidimeter
5.      Membaca skala pengukuran kekeruhan (pengukuran dilakukan 3 kali dengan menekan tombol pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan).











Zenix
A.     Pengertian
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcRFrHP5DYcWa9LtQgqo1zKlz6rW2j7GTu_N81nUG8-AHIO0AEYBnVi3a7CZUgwsUI6F4T9FnKmUb_ok5PJoTQlfLbMEFrvuYqCIyiytlhqXUQkgtTDI8xURUWpSADchc1kFakMctYJEE/s1600/zenix-144+full-auto+hematology+analyzer.jpg
Hematologi Zenix 244 adalah sebuah alat Full Automatic yang mempunyai keunggul di setiap pengerjaan. Dengan skala parameter yang besar menjadikan Alat Hematologi ini banyak digunakan untuk kebutuhan Laboratorium, Klinik, dan bahkan Rumah sakit.
B. Spesifikasi
- Full autometic menggunakan sistem operasi windows,berwarna, penggunaan mudah.
- Prioritas sampel STAT.
·        Dapat menjalankan metode pengukuran linear / non-linear, one-point / multi-point, end-point dan kinetic.
·        Dapat menggunakan reagent merk apapun open sistem.
·        Didalamnya dilengkapi pengatur suhu.
·        DilengkapiFlow cell menggunakan udara / air, pencucian dapat secara manual / otomatis.
·        Dapat dengan cepat mengukur kandungan reagen dan sampel.
·        Memori yang sangat besar 80 GB, Dapat menampung hingga 1 juta data pasien.
·        Output hasil berbentuk multi-from, termasukpatient comprehensive REPORT, pengeditan mudah.
A.     Macam-macam Zenix

ü  Zenix-488
ü  Zenix-588
ü  Zenix-144
ü  Zenix-244
ü  Zenix-188
ü  Zenix-288
ü  Zenix-39
ü  zenix-320
ü  Zenix-120




Huma Count
A.   Pengertian

https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTbZfVoEodVVNfT_KAoMg46JjegO12fdOdBKc1AXxd0UnOW-Ngpizh480cd
Humacount hematologi adalah analisis sepenuhnya otomatis counter sel untuk digunakan diagnostik in vitro yang dikembangkan untuk klinik kecil dan rumah sakit. Humacount dapat memproses 60 sampel per jam dan mereka dimaksudkan untuk menentukan 18 parameter antara lain: WBC-LYM-MON-GRA-LYM%-MON%-GRA% (three part WBC deferntial) HGB-RBC-HCT-MCV-RDW-MCH-MCHC-PLT-MPV-PCT-PDW.






Spektrofotometer serapan atom
A.     Pengertian
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu94cqbSKHP80x9U6GHzqMvNPkdgfZ6quShX-Y9dZUMmvfOLvyRPyqdf_AR3Ej4dqoHleERecnIeu5seQwffap2r-Mhcnu3g9YjvVpiIH-dKEYOgvO5D72nQPFr_8z_4NDCb9vlJLf1Jkm/s1600/Picture5.jpg
Spektrometri Serapan Atom (SSA), merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog et. al., 2000).
Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor / panas. Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam sedangkan untuk non logam jarang sekali, mengingat unsure non logam dapat terionisasi dengan adanya kalor, sehingga setelah dipanaskan akan sukar didapat unsur yang terionisasi.
Pada metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom-atomnya berupa garis didalam nyala.
Spektrofotometer serapan atom (SSA) sebetulnya adalah metode umum untuk menentukan kadar unsur logam konsentrasi renik. Keadaan bentuk contoh aslinya tidak penting asalkan contoh larut dalam air atau dalam larutan bukan air.
Metode SSA spesifikasinya tinggi yaitu unsure-unsur dapat ditentukan meskipun dalam campuran.Pemisahan, yang penting untuk hampir-hampir semua analisis basah, boleh dikatakan tidak diperlukan, menjadikan SSA sederhana dan menarik. Kenyataan ini, ditambah dengan kemudahan menangani SSA modern, menjadikan analisis rutin dapat dilakukan cepat dan ekonomis oleh tenaga laboratorium yang belum terampil.
B.     Prinsip Dasar
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya Spektrometri Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi sinar oleh atom-atom netral unsur logam yang masih berada dalam keadaan dasarnya (Ground state). Sinar yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak. Prinsip Spektrometri Serapan Atom (SSA) pada dasarnya sama seperti absorpsi sinar oleh molekul atau ion senyawa dalam larutan.
Hukum absorpsi sinar (Lambert-Beer) yang berlaku pada spektrofotometer absorpsi sinar ultra violet, sinar tampak maupun infra merah, juga berlaku pada Spektrometri Serapan Atom (SSA). Perbedaan analisis Spektrometri Serapan Atom (SSA) dengan spektrofotometri molekul adalah peralatan dan bentuk spectrum absorpsinya.
C.     Bagian-bagian AAS
Bentuk rangkaian alat AAS
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCbgxtBKsB1K8Qrmxt2gRZMW5Hg5W8lhV9zDU0UpVf5gMgB-1H6126LZ8GiEhgk1XSBQLxeAAMoyA8qOLTRO3c5V1hyphenhyphenUJE3oVwSCo9sbGxP6O89oeTauJeVgmpqZlgPu4qTNxBvop5fLv8/s400/Picture6.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUkhOgs-tqRoVfYdFR-fRSI8gt211Tw67MmvMxyv85DXdMMfBl8AqxIc5UnjjeFF_edeM70p0C3bfBzt14V9REIYQD_nnBwKb6155sb7AY3jZrZrtt99jzdgV0UQpZM6mKg6YGoyCsXfxk/s400/Picture7.jpg


gambar skema instrumen AAS

1.      Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :
a.       Lampu Katoda Monologam     : Digunakan untuk mengukur 1 unsur
b.      Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari ke-empat besi lainnya.
Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIVZb0ApHAv38eF_7qaXObUVR-nhieTdmrHAq_Czz64cIobN_stDFs6anqh_T8ZtYX8rFqmspim6PutIHPp2gJHZYdaHJKN00K2f0toP9Czfoy0N1EGbIAwSunpOz5Cfj1hLYZsk1zoUvc/s320/Picture8.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgqP5gCT8-oBJY7vzxuptgy98gDS-YguOwxpIvV3uxrqX4N3TfDeODn1RxVqPBZ-YCZ9mkYTtTkJ594NGKDfxKY50n6YsCGxonCHzUdazQ6rIKDTg9d3Fk7Hd6HL4Ligtylz86QjOiOC1A/s1600/Picture11.jpg
Gambar hollow chatode




Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat
2.      Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20.000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30.000K. Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung.
Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara, maka menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor. Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga memiliki tekanan.
3.      Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar polusi yang dihasilkan tidak berbahaya.
Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat.
Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk menghisap hasil pembakaran yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung dengan ducting.
4.      Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS.
Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri merupakan posisi tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah dan uap air akan terserap ke lap.
5.      Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api.
Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi.       
Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling baik, dan paling panas.
6.      Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk. Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu indicator. Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak kering.
7.      Monokromator
Berfungsi mengisolasi salah satu garis resonansi atau radiasi dari sekian banyak spectrum yang dahasilkan oleh lampu piar hollow cathode atau untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran.
Macam-macam monokromator yaitu prisma, kaca untuk daerah sinar tampak, kuarsa untuk daerah UV, rock salt (kristal garam) untuk daerah IR dan kisi difraksi.
8.      Detector
Dikenal dua macam detector, yaitu detector foton dan detector panas. Detector panas biasa dipakai untuk mengukur radiasi inframerah termasuk thermocouple dan bolometer. Detector berfungsi untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan dan telah diubah menjadi energy listrik oleh fotomultiplier. Hasil pengukuran detector dilakukan penguatan dan dicatat oleh alat pencatat yang berupa printer dan pengamat angka.
Ada dua macam deterktor sebagai berikut:
1.       Detector Cahaya atau Detector Foton
Detector foton bekerja berdasarkan efek fotolistrik, dalam halini setiap foton akan membebaskan elektron (satu foton satu electron) dari bahan yang sensitif terhadap cahaya. Bahan foton dapat berupa Si/Ga, Ga/As, Cs/Na.
2.      Detector Infra Merah dan Detector Panas
Detector infra merah yang lazim adalah termokopel. Efek termolistrik akan timbul jika dua logam yang memiliki temperatur berbeda disambung jadi satu.
D.    Cara Kerja Spektrofotometer serapan atom
Ø  Pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main unit, dan komputer  secara berurutan.
Ø  Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah ”apakah ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No.
Ø  Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda yang  dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah.
Ø  Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.
Ø  Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan
Ø  Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur parameter yang  dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample: 2 ; unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.
Ø  Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.
Ø  Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam.
Ø  Pada menu measurements pilih measure sample.
Ø  Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar.
Ø  Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 3 ppm dan 9 ppm.
Ø  Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.
Ø  Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran.
Ø  Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.
Ø  Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklikicon print atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print.
Ø  Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner selama 10 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.















Spektrofotometer UV-Vis
A.     Pengertian
Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible. Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampaknya. Konsentrasi larutan yang dianalisis akan sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terapat dalam larutan tersebut.
Warna yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer dari warna yang teramati. Beberapa warna yang diamati dan warna komplementernya terdapat pada tabel berikut ini :
Panjang gelombang
Warna terlihat
Warna komplementer
<400
Ultraviolet
-
400-450
Violet
Kuning
450-490
Biru
Jingga
490-550
Hijau
Merah
550-580
Kuning
Ungu
580-650
Jingga
Biru
650-700
Merah
Hijau
>700
Inframerah

Tabel 1 Spektrum Warna
Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan melewati kuvet berisi blanko, sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi sampel. Blanko dan sampel akan diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari sumber cahaya.
B.     Prinsip kerja
Spektrofotometri uv-vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.

C.     Bagian-bagian Spektrofotometer UV-Vis
1.      Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber  cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :
a.      Lampu Tungsten (Wolfram)
Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000jam pemakaian.
b.      Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energy radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.
2.       Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi  cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
a.      Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.


b.      Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
c.       Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
d.      Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.
3.      Kompartemen sampel
Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet. kuvet merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis. Pada spektrofotometer double beam, terdapat dua tempat kuvet. Satu kuvet digunakan sebagai tempat untuk menaruh sampel, sementara kuvet lain digunakan untuk menaruh blanko. Sementara pada spektrofotometer single beam, hanya terdapat satu kuvet.
Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a.       Permukaannya harus sejajar secara optis
b.      Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan
c.       Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
d.      Tidak rapuh
e.       Bentuknya sederhana
4.      Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
Terdapat beberapa jenis detector pada spektrofotometer :

Jenis detector
λ range (nm)
Sifat pengukuran Penggunaan
Phototube
150 – 1000
arus listrik UV
Photomultiplier
150 – 1000
arus listrik UV/Vis
Solid state
350 – 3000

Thermocouple
600 – 20.000
arus listrik IR
Thermistor
600 – 20.000
hambatan listrik IR
Tabel 3 Jenis-jenis detektor berdasarkan panjang gelombang
Syarat-syarat ideal sebuah detector adalah :
-          Mempunyai kepekaan tinggi
-          Respon konstan pada berbagai panjang gelombang
-          Waktu respon cepat dan sinyal minimum tanpa radiasi
-          Sinyal listrik ayng dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi
5.      Visual display
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.
D.    Prosedur Kerja
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.

E. Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat
1.       Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit.
2.      Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena cahaya dari matahari akan dapat mengganggu pengukuran.
3.      Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja yang permanen.
4.      Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.
5.      Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.
6.      Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.



















Spektrofotometer Infrared
A.     Pengertian
http://halal.wg.ugm.ac.id/foto_berita/39ftir.jpg
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.
Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang panjang gelombang tertentu. Spektrum lektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu:
1.      Daerah Infra Merah dekat.
2.      Daerah Infra Merah pertengahan.
3.      Daerah infra Merah jauh.
            Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1. Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan Gelombang ( Ï‹) atau disebut juga sebagai Kaiser.

B.     Prinsip kerja
Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1, di mana cm-1 yang dikenal sebagai wavenumber (1/wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol melawan wavenumber.
Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda. Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1, yang menyebabkan ikatan karbonil untuk meregangkan.
C.     Bagian-bagian Spektrofotometer infrared
Spektrometer infra merah biasanya merupakan spektrometer berkas ganda dan terdiri dari 4 bagian utama yaitu sumber radiasi, daerah cuplikan, kisi difraksi (monokromator), dan detector
1.      Sumber radiasi
Radiasi infra merah biasanya dihasilkan oleh pemijar Nernst dan Globar. Pemijar Globar merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi sekitar 1200°C, sehingga memancarkan radiasi kontinyu pada daerah 1-40 µm. Globar merupakan sumber radiasi yang sangat stabil. Pijar Nernst merupakan batang cekung dari sirkonium dan yttrium oksida yang dipanasi sekitar 1500°C dengan arus listrik. Sumber ini memancarkan radiasi antara 0,4-20 µm dan kurang stabil jika dibandingkan dengan Globar.

2.      Monokromator
Monokromator ini terdiri dari sistem celah masuk dan celah keluar, alat pendespersi yang berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa cermin untuk memantulkan dan memfokuskan sinar. Bahan yang digunakan untuk prisma adalah natrium klorida, kalium bromida, sesium bromida dan litium fluorida. Prisma natrium klorida paling banyak digunakan untuk monokromator infra merah, karena dispersinya tinggi untuk daerah antara 5,0-16 µm, tetapi dispersinya kurang baik untuk daerah antara 1,0-5,0 µm.
3.      Detektor
Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor fotolistrik tidak dapat digunakan untuk menggunakan infra merah karena energi foton infra merah tidak cukup besar untuk membebaskan elektron dari permukaan katoda suatu tabung foton. Detektor panas untuk mendeteksi infra merah yaitu termokopel, bolometer, dan sel Golay. Ketiga detektor ini bekerja berdasarkan efek pemanasan yang ditimbulkan oleh sinar infra merah.
4.      Daerah Cuplikan
Daerah cuplikan infra merah dapat terdiri dari 3 jenis yaitu cuplikan yang berbentuk gas, cairan dan padatan. Gaya intermolekul berubah nyata dari bentuk padatan ke cairan ke gas dan spektrum infra merah biasanya menunjukkan pengaruh dari perbedaan ini dalam bentuk pergeseran frekuensi. Oleh karena itu, sangat penting untuk dicatat pada spektrum cara pengolahan cuplikan ynag dilakukan.
D.    Sistem Kerja
Sinar dari sumber dibagi dalam 2 berkas yang sama, satu berkas melalui cuplikan dan satu berkas lainnya sebagai baku. Fungsi model berkas ganda adalah mengukur perbedaan intensitas antara 2 berkas pada setiap panjang gelombang. Kedua berkas itu dipantulkan pada ”chopper” yang berupa cermin berputar. Hal ini menyebabkan berkas cuplikan dan berkas baku dipantulkan secara bergantian ke kisi difraksi. Kisi difraksi berputar lambat, setiap frekuensi dikirim ke detektor yang mengubah energi panas menjadi energi listrik.
Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka detektor akan menerima intensitas berkas baku yang besar dan berkas cuplikan yang lemah secara bergantian. Hal ini menimbulkan arus listrik bolak-balik dalam detektor dan akan diperkuat oleh amplifier. Jika cuplikan tidak menyerap sinar, berarti intensitas berkas cuplikan sama dengan intensitas berkas baku dan hal ini tidak menimbulkan arus bolak-balik, tetapi arus searah. Amplifier dibuat hanya untuk arus bolak=balik.
 Arus bolak-balik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu motor yang dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar yang disebut baji optik. Baji optik ini oleh motor dapat digerakkan turun naik ke dalam berkas baku sehingga akan mengurangi intensitasnya yang akan diteruskan ke detektor. Baji optik ini digerakkan sedemikian jauh ke dalam berkas baku sehingga intensitasnya dikurangi dengan jumlah yang sama banyaknya dengan jumlah pengurangan intensitas berkas cuplikan, jika cuplikan melakukan penyerapan. Gerakan baji ini dihubungkan secara mekanik dengan pena alat rekorder sehingga gerakan baji ini merupakan pita serapan pada spektrum tersebut.
 Secara singkat sistem kerjanya seperti ini sebuah cuplikan ynag ditempatkan di dalam spektrofotometer infra merah dan dikenai radiasi infra merah yang berubah panjang gelombangnya secara berkesinambungan menyerap cahaya jika radiasi yang masuk bersesuaian dengan energi getaran molekul tertentu. Spektrofotometer infra merah memayar daerah rentangan dan lenturan molekul. Penyerapan radiasi dicatat dan menghasilkan sebuah spektrum infra merah. Hadirnya sebuah puncak serapan dalam daerah gugus fungsi sebuah spektrum infra merah hampir selalu merupakan petunjuk pasti bahwa beberapa gugus fungsi tertentu terdapat dalam senyawa cuplikan. Demikian pula, tidak adanya puncak dalam bagian tertentu dari daerah gugus fungsi sebuah spektrum infra merah biasanya berarti bahwa gugus tersebut yang menyerap pada daerah itu tidak ada.














Fotometer
A.     Pengertian
Fotometer merupakan peralatan dasar di laboratorium klinik untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar suatu bahan didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma. Polarimetri adalah meteode yang digunakan untuk analisis komponen menggunakan polarimeter.
C.     Prinsip Kerja
Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya. Kebanyakan photometers mendeteksi cahaya dengan photoresistors, dioda atau photomultipliers. Untuk menganalisis cahaya, fotometer bisa mengukur cahaya setelah melalui filter atau melalui monokromator penentuan ditentukan panjang gelombang atau untuk analisis terhadap distribusi spektrum cahaya.
D.    Bagian-Bagian Alat
Ø  Inkubator, berfungsi untuk mengkondisikan sampel pada suhu tertentu
Ø  Printer, berfungsi untuk mencetak hasil analisis
Ø  Touchsreen, berfungsi untuk mengatur pengaturan alat
Ø  Outlet, tempat untuk mengeluarkan hasil yang diserap
Ø  Kipas, berfungsi untuk pendingin alat, terletak pada bagian belakang alat
Ø  Tombol power, berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat
Ø  Konektor RS-232, menyambung ke sumber arus listrik
Ø  Selang aspirator, berfungsi untuk menyedot sampel. Caranya adalah dengan menekan tombol aspirator tersebut yang sebelumnya sampel sudah terhubungkan dengan selang aspirator
Ø  Pompa, berfungsi untuk menggoyangkan selang
Ø  Kuvet, sebagai tempat sampel
Ø  Selang peristaltik, berfungsi untuk mengalirkan sampel dari aspirator mengalir melalui kuvet menuju pembuangan. Selang ini bersifat elatis dalam mengalirkan sampel sehingga sampel tidak ada yang tersumbat dalam selang.

E.     Cara Pengoprasian Alat
Dipastikan kuvet telah terpasang dan pompa peristaltik telah dilingkari selang. Kabel dihubungkan dengan arus listrik 220 V. Tombol On/Off ditekan untuk menghidupkan alat dan diamkan 10 menit untuk warming up. Sampel disedot dengan menekan tombol aspirator. Metode yang digunakan dipilih pada touch screen. Semua pengaturan yang kemudian diatur. Semua pengaturan yang digunakan diatur. Hasil analisis dicetak dan sampel yang telah diuji dibuang. Selang dari pompa peristaltik dilepas. Alat dibilas dengan aquabides sebanyak 10 kali dan desinfektan 10%. Sisa buangan dikeluarkan dengan mengalirkan udara. Selang dilepas dari pompa, alat dibersihkan dengan menggunakan tisue, tekan tombol On/Off untuk mematikan alat. Kabel dilepas dari sumber arus. Tutp alat agar tidak terkena debu
F.      Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat
Setiap sesudah digunakan dibilas dengan aquabides serta dihindari dari pelarut yang bersifat korosif. Lampu halogen dimatikan setiap setelah digunakan. Pembersih yang digunakan dapat berupa campuran detergen, alkohol dan air atau menggunakan sodium hipoklorit.
Perawatan alat dilakukan dengan cara alat disimpan pada meja permanen. Tujuannya adalah agar alat tidak terkena guncangan dan mengurangi efektivitas kerja alat. Alat disimpan di tempat yang bersih, tidak boleh terkena cahaya matahari langsung dan hindari kontak atau berdekatan dengan alat yang mengeluarkan gelombang magnetik seperti TV, radio dan handphone.

X-Ray Diffraction
A.     Pengertian
X-ray diffraction setup
X-Ray Diffraction (XRD) merupakan teknik analisis non-destruktif untuk mengeidentifikasi dan menentukan secara kuantitatif tentang bentuk berbagai kristal, yang disebut fase. Identifikasi diperoleh dengan membandingkan pola difaksi dengan sinar-X. XRD dapat digunakan untuk menentukan fase apa yang ada dalam bahan dan konsentasi bahan-bahan penyusunnya. XRD juga dapat membedakan antara material yang bersifat kristal dan amorf. Selain itu, XRD juga dapat mengukur macam-macam keacakan dan penyimpangan kristal serta karakterisasi material kristal. XRD juga dapat mengidentifikasi mineral-mineral yang berbutir halus seperti tanah liat.
Sinar-X dipilih karena merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 eV sampai 1 MeV. Sinar X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron eksternal dengan elektron pada kulit atom. Spektrum Sinar X memilki panjang gelombang 10-5 – 10 nm, berfrekuensi 1017 -1020 Hz dan memiliki energi 103 -106 eV. Panjang gelombang sinar X memiliki orde yang sama dengan jarak antar atom sehingga dapat digunakan sebagai sumber difraksi kristal.
B.     Prinsip Kerja XRD
Seberkas sinar-X dengan panjang gelombang λ (cahaya monokromatik) jatuh pada struktur geometris atom atau molekul dari sebuah kristal pada sudut datang θ. Jika beda lintasan antara sinar yang dipantulkan dari bidang yang berturut-turut sebanding dengan n panjang gelombang, maka sinar tersebut mengalami difraksi. Peristiwa difraksi mungkin terjadi karena jarak antaratom dalam kristal dan molekul berkisar antara 0,15 hingga 0,4 nm, yang bersesuaian dengan spektrum gelombang elektromagnet pada kisaran panjang gelombang sinar-X dengan energi foton antara 3 hingga 8 keV. Sesuai dengan Hukum Bragg, dengan memvariasi sudut θ diperoleh lebar antar celah yang berbeda dalam bahan polikristalin. Kemudian, posisi sudut dan intensitas puncak hasil difraksi digrafikkan dan diperoleh pola yang merupakan karakteristik sampel. Setiap kristal memiliki pola XRD yang berbeda satu sama lain yang bergantung pada struktur internal bahan. Pola XRD ini merupakan karateristik dari masing-masing bahan sehingga disebut sebagai ‘fingerprint’ dari suatu mineral atau bahan kristal.
Kelebihan penggunaan sinar-X dalam karakterisasi material adalah kemampuan penetrasinya, sebab sinar-X memiliki energi sangat tinggi akibat panjang gelombangnya pendek. Sementara itu, kekurangannya adalah untuk obyek berupa kristal tunggal sangat sulit mendapatkan senyawa dalam bentuk kristalnya. Sedangkan untuk objek berupa bubuk (powder) sulit untuk menentukan strukturnya.
C.     Bagian-bagian XRD
XRD terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X (sumber monokromatis), tempat obyek yang diteliti (chamber), dan detektor sinar-X. Sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yang berisi katoda. Dengan memanaskan filamen di dalamnya akan dihasilkan elektron yang gerakannya dipercepat dengan memberikan beda potensial antara katoda dan anoda. Sinar-X yang dihasilkan akan bergerak dan menembaki obyek yang berada dalam chamber. Ketika menabrak elektron dalam obyek, dihasilkan pancaran sinar-X. Obyek dan detektor berputar untuk menangkap dan merekam intensitas dari pantulan sinar-X. Selanjutnya, detektor merekam dan memproses sinyal sinar-X dan mengolahnya dalam bentuk grafik.
Skema dasar dari difraktometer sinar-X terdiri dari sebuah sumber radiasi monokromatik dan detektor sinar-X yang diletakkan pada keliling lingkaran. Detektor sinar-X dapat bergerak sepanjang keliling lingkaran yang memiliki tanda sebagai ukuran besar sudut. Pusat lingkarannya berupa tempat spesimen (chamber). Sebuah celah pemencar (divergent slits) ditempatkan di antara sumber sinar-X dengan spesimen, dan sebuah celah pengumpul (receiving slits) ditempatkan spesimen dan detektor. Celah pengumpul ini dapat membatasi radiasi yang terhambur (bukan yang terdifraksi), mengurangi derau latar (background noise) dan membuat arah radiasi menjadi sejajar. Detektor dan tempat spesimen secara mekanis dibuat berpasangan dengan goniometer. Goniometer merupakan alat untuk mengukur sudut atau membuat suatu obyek (dalam hal ini adalah detektor) berotasi dalam posisi sudut yang tepat. Dalam set XRD, rotasi detektor melalui sudut sebesar 2θ terjadi bersamaan dengan rotasi spesimen sebesar θ, dengan perbandingan tetap 2:1.
Sinar-X dihasilkan di suatu tabung sinar katode dengan pemanasan kawat pijar untuk menghasilkan elektron-elektron, kemudian elektron-elektron tersebut dipercepat terhadap suatu target dengan memberikan suatu voltase, dan menembak target dengan elektron. Ketika elektron-elektron mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron-elektron dalam target, karakteristik spektrum sinar-X dihasilkan. Alat untuk menghasilkan sinar-X harus terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :
a.       Sumber elektron (katoda)
b.      Tegangan tinggi untuk mempercepat elektron
c.       Logam target (anoda)
Ketiga komponen tersebut merupakan komponen utama suatu tabung sinar-X. Skema tabung sinar-X dapat dilihat pada Gambar
Spektrum sinar-X terdiri atas beberapa komponen-komponen, yang paling umum adalah Kα dan Kβ. Kα terdiri atas Kα1 dan Kα2. Kα1 mempunyai panjang gelombang sedikit lebih pendek dan dua kali lebih intensitas dari Kα2. Panjang gelombang yang spesifik merupakan karakteristik dari bahan target (Cu, Fe, Mo, Cr). Disaring, oleh kertas perak atau kristal monochrometers, yang akan menghasilkan sinar-X monokromatik yang diperlukan untuk difraksi. Tembaga adalah bahan sasaran yang paling umum untuk diffraction kristal tunggal, dengan radiasi Cu Kα =05418Å. Sinar-X ini bersifat collimated dan mengarahkan ke sampel. Saat sampel dan detektor diputar, intensitas Sinar X pantul itu direkam. Ketika geometri dari peristiwa sinar-X tersebut memenuhi persamaan Bragg, interferens konstruktif terjadi dan suatu puncak di dalam intensitas terjadi. Detektor akan merekam dan memproses isyarat penyinaran ini dan mengkonversi isyarat itu menjadi suatu arus yang akan dikeluarkan pada printer atau layar komputer.






Kromatografi
B.     Pengertian
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/TLC_black_ink.jpg/220px-TLC_black_ink.jpg
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.
C.     Prinsip kerja
Prinsip kerja kromatografi adalah pemisahan dua atau lebih senyawa dalam satu campuran berdasarkan perbedaan berat molekulnya.
Dalam proses kromatografi  selalu terdapat salah satu kecenderungan sebagai berikut :
ü  Kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melarut dalam cairan
ü  Kecenderungan molekul-molekul untuk melarut dalam permukaan padatan halus (adsorpsi=penyerapan)
ü  Kecenderungan molekul-molekul komponen untuk bereaksi secara kimia (penukar ion)
        Komponen yang dipisahkan harus larut dalam fasa gerak dan harus mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan fasa diam dengan cara melarut di dalamnya, teradsorpsi, atau bereaksi secara kimia (penukar ion). Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang menyusun suatu sampel.Hasil pemisahan dapat digunakan untuk keperluan identifikasi (analisis kualitatif), penetapan kadar(analisis kuantitatif), dan pemurnian suatu senyawa (pekerjaan preparatif) .
D.    Jenis-jenis kromatografi
1.      Kromatografi Gas
GLC merupakan salah satu jenis kromatografi gas yang digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa organik yang mudah menguap. Pada kromatografi ini, fasa gerak yang digunakan adalah gas dan fasa diamnya adalah zat cair. Aplikasi dari kromatografi gas misalnya digunakan untuk menentukan komposisi kimia dari zat-zat yang tidak kita ketahui, seperti misalnya senyawa berbeda dalam bensin. Waktu analisa menggunakan GLC cenderung lebih lama. GLC menggunakan instrumen yang lebih kompleks, beberapa instrumen penting dalam GLC adalah sebagai berikut:
    • Gas pembawa, merupakan gas yang harus inert dengan sampel dan harus murni. Diantara gas pembawa yang banyak digunakan adalah hidrogen, helium, nitrogen dan argon.
    • Pengontrol aliran
    • Injektor atau tempat untuk menyuntikkan sampel
    • Kolom
    • Detektor, merupakan instrumen yang berfungsi untuk merupakan sinyal analitik menjadi sinyal listrik.
    • Rekorder, merupakan instrumen yang akan merubah sinyal listrik menjadi sinyal mekanik agar bisa dibaca dalam bentuk data.
2.      Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis biasanya menggunakan sebuah lempengan tipis yang terbalut gel silika atau alumina. Silika atau alumina tersebut berfungsi sebagai fase diam. Materi lain juga bisa digunakan sebagai fase diam asalkan mampu mengalami pendarflour (fluorescence) dalam sinar ultra violet. Sementara untuk fase gerak yang digunakan adalah pelarut atau campuran pelarut yang digunakan. Aplikasi dari teknik pemisahan kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk mengetahui jenis pada campuran asam amino tertentu. Teman-teman mungkin bertanya, interaksi apa yang terjadi pada proses kromatografi cair sehingga terjadi pergerakan sampel di dalam pelarut? Ada beberapa interaksi yang terjadi, diantaranya adalah pembentukan ikatan hidrogen, ikatan vander walls dan gaya debye. Atau bisa juga berupa pembentukan senyawa kompleks.
3.      Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas menggunakan fase diam kertas, yakni kandungan selulosa di dalamnya, sedangkan untuk fase gerak yang digunakan adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Kertas sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel dan pelarut, selanjutnya sampel dan pelarut berdasarkan gaya kapilaritas akan terserap dan bergerak ke atas. Perbandingan jarak relatif antara senyawa (sampel) dengan jarak pelarut dihitung sebagai nilai Rf. Aplikasi penggunaan dari kromatografi kertas sendiri adalah untuk memisahkan diantaranya adalah tinta, zat pewarna, senyawa tumbuhan seperti klorofil , make up dan berbagai zat lainnya. Mekanisme kerja dari kromatografi kertas cukup sederhana, di laboratorium kita sering melakukan percobaan menggunaan teknik kromatografi kertas tersebut.
4.      Kromatografi Kolom
Sebenarnya kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal yang pertamakali  di lakukan oleh D.T.Davy (1987) yaitu untuk membedakan komposisi minyak bumi. Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi serapan atau adsorbsi. Kromatografi kolom digolongkan kedalam kromatografi cair – padat (KCP) kolom terbuka.
Alat kromatografi kolom sederhana, terdiri dari kolom dari kaca yang ada kranya. Umumnya panjang kolom minimum 10x diameter pipa kaca yang digunakan dan labu Erlenmeyer sebagai penampung eluen. Fasa diam berupa adsorben yang tidak larut dalam fasa gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam. Adanya pengotor dalam fasa diam dapat menyebabkan adsorbsi tidak reversible. Sebagai fasa diam digunakan alumina , silica gel, arang, bauksit, kalsium karbonant, bauksit, magnesium karbonat, pati, talk, selulose, gula, tanah diatom.
Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah. Pada cara basah fasa diam dibuat bubur dulu dengan pelarut yang akan digunakan untuk fasa gerak, baru kemudian dimasukkan kedalam kolom. Fasa gerak dalam kromatografi kolom dapat berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat polar atau non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam.
5.      Kromatografi Cair Kinerja Tinggi/HPLC
HPLC adalah alat yang sangat bermanfaat dalam analisis. Bagian ini menjelaskan bagaimana pelaksanaan dan penggunaan serta prinsip HPLC yang sama dengan kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. HPLC secara mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah grafitasi, didukung melalui tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Ini membuatnya lebih cepat. HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas permukaan yang lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul yang melintasinya. Hal ini memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari komponen-komponen dalam campuran.














BAB III
                                                   PENUTUP         
A.     Kesimpulan
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu :perkakas, perabot yang dipakai untuk mencapai maksud atau tujuan(Anonim, 2011).Sebelum memulai praktikum tentunya kita harus mengenal alat, bentuk dari alat tersebut, fungsi, dan cara kerjanya. Agar nantinya pada saat praktikumkita tidak kesulitan ataupun salah menggunakan alat tersebut.
Alatyangberadadi laboratorium merupakan sarana yang dipakai untuk menunjangterlaksanakannya kegiatan saat praktikum. Sebelum dan sesudahmelakasanakan praktikum, peralatan laboratorium yang digunakan dibersihkandahulu agar bersih. Tidak ada zat-zat atau kotoran lainnya yang menempel. Inibertujuan untuk menjaga kebersihan dan keawetan peralatan tersebut. Dan jugasetelah selesai digunakan disimpan kembali ke tempatnya.     
B.     Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan agar memberikan saran dan kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.















Daftar Pustaka



                                                                          





                                













Tidak ada komentar:

Posting Komentar