Selasa, 19 November 2013

Laporan praktikum kimia klinik


Laporan Lengkap
Kimia Klinik
Disusun Oleh :
Nurlia
II B
11 3145 453 061

Program Studi D III Analis Kesehatan
STIKes Mega Rezky Makassar
Tahun Ajaran 2012 / 2013


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan Laporan Lengkap mata kuliah Kimia klinik (P).
Dalam penyusunan Laporan ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami  hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Ibu Hasnawati selaku dosen mata kuliah Kimia Klinik (P) yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
  2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin.

Makassar,08 Juli 2013
Penyusun




Lembar Pengesahan
Judul percobaan          : Pemeriksaan Glukosa Darah
Hari/tgl praktikum       : Sabtu, 04 Mei 2013
Praktikan / NIM          : Nurlia / 11 3145 453 061
Kelas / Kelompok       : II B / I
Rekan Keja                 : 1. A.Muh.Syarif
                                      2. A.Nurhikmah
                                      3. Esti Ulandari Hakim
Penilaian                      :



Makassar, 08 Juli 2013

          Praktikan                                                              Dosen Pembimbing


        (  Nurlia  )                                                                    ( Hasnawati )





Pemeriksaan Glukosa Darah
A.    Latar Belakang
estimasi akurat glukosa penting dalam diagnosis dan pengelolaan hyperglycernia dan hipoglikemia. Hiperglikemia dapat terjadi sebagai akibat dari diabetes melitus, pada pasien yang menerima cairan glukosa intravena, selama stres berat atau sebagai akibat dari kecelakaan serebrovaskular. hipoglikemia mungkin hasil dari insulinoma, pemberian insulin, erros bawaan metabolisme karbohidrat atau puasa. pengukuran kadar glukosa darah merupakan salah satu prosedur kimia pertama kali digunakan dalam kedokteran laboratorium klinis. Metodologi oksidase glukosa diperkenalkan oleh keilin dan Hartree pada tahun 1948. Keston kemudian melaporkan penggunaan kombinasi glukosa oksidase-peroksidase reagen, diikuti oleh addintion teller prosedur reagen Keston kromogenik itu. Metode glukosa reagen tunggal stanbio didasarkan pada teknik yang dijelaskan oleh Trinder dkk.
Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf dan eritrosit. Glukose juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-glisero, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh
Glukose sebagian besar diperoleh dari manusia, kemudian dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis lalu juga dapat dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolsis. Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon. Hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin adalah suatu hormon anabolik, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa.
Glukagon adalah suatu katabolik, membatasi sintesis makromolekuler dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan kosentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan glukagon, demikian sebaliknya.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Meskipun disebut “gula darah”, selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin.
B.     Tujuan Praktikum
Untuk Mengetahui kadar Glukosa yang terdapat dalam darah.
C.    Prinsip Kerja
Glukosa teroksidasi dengan adanya glukosa oksidase (GOD). hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi, di bawah pengaruh peroksidase (POD), dengan fenol dan 4-aminoantipyrine untuk membentuk kompleks kuinon re-violet. intensitas warna sebanding dengan konsentrasi glukosa.
D.    Alat dan Bahan
1.      Alat : Alat yang digunaka yaitu Tabung reaksi, pipet tetes, Fotometer, Centrifuge, spoit dan kapas alcohol
2.      Bahan :
a. Sample : Darah Vena
b. Reagent : Reagent yang digunakan yaitu Glukosa Ref. No. 1071, Buffer fosfat, Fenol, 4-Aminoantipyrine, oksidase Glukosa dan peroksidase.
E.     Prosedur Kerja
-          Disiapkan alat dan bahan
-          Diambil darah vena lalu dicentrifuge dan dipisahkan serumnya
1.      prosedur manual (linear sampai 400 mg / dl)
- dilepaskan jumlah ragent yang akan digunakan untuk pengujian dan memungkinkan untuk hangat untuk suhu lingkungan
-  Glukosa reagen disediakan siap untuk digunakan
-  Nol spektrofotometer pada 500 nm dengan air suling
- Untuk setiap standar, sampel, dan kontrol, ditambahkan 1,0 mL. reagen untuk kuvet / uji tabung dan hangat untuk 37 c selama 5 menit
- Ditambahkan 10 mikron (0,010 ml) masing-masing sampel untuk itu masing-masing kuvet / tabung reaksi, campuran lembut dan kembali inkubasi pada 37̊ C
-  Setelah 5 menit inkubasi, dibaca dan dicatat absorbansi dari semua sampel
* Jika linearitas diinginkan untuk 500 mg / dl, peningkatan volume yang reagen 1,5 mL dan lanjutkan menggunakan 10 Mikon sampel
2. Prosedur manual (linier untuk 650 mg / dl)
-          dilepaskan jumlah reagen yang akan digunakan untuk pengujian dan memungkinkan untuk hangat untuk suhu lingkungan
-          Glukosa reagen disediakan siap untuk digunakan
-          Nol spektrofotometer pada 500 nm dengan air suling
-          untuk setiap standar, sampel dan kontrol, ditambahkan 1,0 mL reagen untuk kuvet / uji tabung dan hangat untuk 37 C selama 5 menit
-          tambahkan 5 mikron (0,005 ml) masing-masing sampel untuk itu kuvet / uji tabung masing-masing, campur dengan lembut dan kembali inkubasi pada 37̊ C
-          Setelah 5 menit inkubasi, dibaca dan dicatat absorbansi semua sampel
No

Blank
Standar
Sampel
1
Blank
1000 µl
1000 µl
1000 µl
2
Standar
-
10 µl
-
3
Sampel
-
-
10 µl
F.     Hasil Pengamatan
Dik :    Absorbansi Sampel ( Au )       : 0,575
            Absorbansi Standar ( As )       : 0,586
            Blank                                       : 0,226
Dit : Glukosa ( Mg/dl )           = …?
Peny : Glukosa ( Mg/dl )         =  Au/As x 100 Mg/dl
                                                =   x 100 Mg/dl
                                                = 98 Mg/dl
*Nilai Normal (GDS) : 70 – 105 Mg / dl
G. Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan Glukosa Metode endpoint dengan menggunakan fotometer didapatkan hasil akdar Gula darah Nn “E” yaitu 98 Mg/dl. Ini menunjukkan bahwa kadar Gula darah Nn “E” normal. Dimana kisaran nialai normal untuk GDS yaitu 70 – 105 Mg/dl. Kadar Gula darah Normal ( Normoglycemia ) dikatakan sebagai suatu kondisi dimana kadar glukosa darah yang ada mempunyai resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi diabetes atau menyebebkan munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah. Dikatakan Hypoglycemia atau kadar gula darah rendah apabila nilai kurang dari 70 – 105 Mg/dl. Dimana gejala dari hypoglycemia yaitu perasaan lelah, fungsi mental yang menurun dan rasa mudah tersinggung. Apabila kadar GDS lebih dari 70 – 105 Mg/dl disebut Hyperglycemia dimana nafsu makan tertekan untuk waktu yang singkat. Hyperglycemia dala jangka panjang dapat menyebabkan masalah – masalah kesehatan yang berkepanjangan dan berkaitan dengan diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal dan syaraf.
IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada kasus yang menunjukkan kadar gula darah dapat kembali ke keadaan normal. Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk dalam kategori IGT juga mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan terjadinya kekebalan jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi.
IFG sendiri mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit akan tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekanan pengeluaran gula dari hati ke dalam darah.
Menurut Siswono (2002) kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dl (pada kondisi puasa), 100-180 mg/dl (kondisi setelah makan), dan 100-140 mg/dl (pada kondisi istirahat/tidur). Beragamnya kisaran gula darah normal di atas, terutama dipengaruhi oleh usia, genetis, dan perbedaan pola makan. Gula darah/glukosa dalam sistem metabolisme tubuh terutama berfungsi sebagai penyedia energi untuk kinerja fungsi otak, sistem saraf pusat, dan sel-sel tubuh. Meningkatnya jumlah penderita diabetes, terutama berkaitan dengan perubahan pola konsumsi karbohidrat, dari pola konsumsi karbohidrat kompleks (dalam bentuk kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan serealia) dan berlemak rendah menjadi pola konsumsi yang cenderung berkadar (karbohidrat sederhana) dan lemak tinggi, serta rendah serat. Produksi insulin yang tidak cukup mengakibatkan penyakit diabetes mellitus (penyakit kencing manis). Penderita penyakit ini tidak mampu mengatasi kelebihan glukosa dalam darah dengan mengubahnya menjadi glikogen dan lemak. Glikogen dan lemak tubuh diubah menjadi glukosa, yang akan lebih menaikkan kadar gula darah. Disamping itu, Glukagon juga mendorong peningkatan konsentrasi gula darah; karena itu kegiatannya merupakan kebalikan dari insulin. Peningkatan hiperglikemia glukagon terdapat dalam dua hal. Pertama, glukagon mendorong pengeuraian glikogen hati untuk menghasilkan glukosa darah, dengan mekanisme yang sama dengan adrenalin. Permukaan membran plasma sel-sel hati mengandung reseptor spesifik untuk glukagon. Ketika reseptor ini berikatan dengan hprmon tersebut, adenilat siklase di dalam membran plasma diaktifkan dan timbul suatu mekanisme amplikasi yang serupa dengan yang ditimbulkan oleh adrenalin. Kedua, glukagon, tidak seperti adrenalin, mengahambat perombakan glukosa menjadi laktat oleh glikolisis.
Hasil perhitungan kadar glukosa sampel tersebut jika dibandingkan dengan hasil kadar glukosa darah nilai normal (< 200 mg/dl) maka dapat disimpulkan bahwa sampel Iva pada praktikum ini mempunyai kadar glukosa normal sedangkan pada pada Febi didapat hasil yang rendah 87, 63 mg/dl bisa dikatakan mengalami hipoglikemia atau kadar gula darahnya rendah, atau kemungkinan ada kesalahan teknis, pada saat pengambilan reagen; sambungan kuvet tidak rapat (kendor) sehingga ukuran kurang akurat
H. Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar Glukosa Darah Nn “E” berada dalam Kisaran normal yaitu 98 Mg/dl.






Lembar Pengesahan
Judul percobaan          : Pemeriksaan Kolesterol
Hari/tgl praktikum       : Sabtu, 01 Juni 2013
Praktikan / NIM          : Nurlia / 11 3145 453 061
Kelas / Kelompok       : II B / I
Rekan Keja                 : 1. A.Muh.Syarif
                                      2. A.Nurhikmah
                                      3. Esti Ulandari Hakim
Penilaian                      :



Makassar, 08 Juli 2013

          Praktikan                                                              Dosen Pembimbing


        (  Nurlia  )                                                                    ( Hasnawati )





Pemeriksaan Kolesterol
A.    Latar Belakang
Pendekatan enzimatik untuk metodologi kolesterol diperkenalkan pada tahun 1973 oleh flegg  dan richmond, menggunakan oksidase kolesterol bakteri asli berikut saponifikasi kimia dari ester kolesterol. roeschlau dimodifikasi teknik ini dan Allain et al. diterbitkan pertama uji sepenuhnya enzimatik, cimbining oksidase kolesterol dan kolesterol esterase. Metode yang disajikan didasarkan pada prosedur Allain dan menggunakan enzim ini dalam kombinasi dengan reagen peroxidase/phenol-4-antypirine dari Trinder.
Kolesterol merupakan steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dan dijumpai dalam hampir semua jaringan hewan. Batu kandung empedu dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan dalam biosintesis hormon steroid. Kolesterol dapat disintesis dari asetil koenzim A. kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dikaitkan dengan arteriesklerosis (pengerasan pembuluh darah) yaitu suatu keadaan dimana kolesterol dan lipid-lipid lain melapisi dinding dalam pembuluh darah (Fessenden, 2007: 425).
Karena tidak larut dalam darah, maka kolesterol ditransportasikan dalam sistem sirkulasi lipoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein di dalam darah dari ukuran besar hingga yang berukuran paling kecil: chylomicrons, very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL) (Sudarma, 2009: 85).

kolesterol berfungsi membentuk dinding sel (membran sel) dalam tubuh. Selain itu ia juga berperan penting dalam produksi hormon seks, vitamin D, serta untuk fungsi otak dan saraf. Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Kolesterol yang terdapat dalam tubuh manusia berasal dari dua sumber utama yaitu dari makanan yang dikonsumsi dan dari pembentukan oleh hati. Kolesterol yang berasal dari makanan terutama terdapat pada daging, unggas, ikan, dan produk olahan susu. Jeroan daging seperti hati sangat tinggi kandungan kolesterolnya, sedangkan makanan yang berasal dari tumbuhan justru tidak mengandung kolesterol sama sekali (Akang, 2009).
Sedikitnya lebih dari separuh jumlah kolesterol dalam tubuh berasal dari sintesis (sekitar 700 mg/hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari. Pada manusia, hati menghasilkan kurang lebih 10% dari total sintesis, sementara usus sekitar 10% lainnya. Pada hakekatnya semua jaringan yang mengandung sel-sel berinti mampu mensintesis kolesterol. Fraksi mikrosomal (reticulum endoplasma) dan sitosol sel terutama bertanggung jawab atas sintesis kolesterol. Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap yaitu, (1) Mevalonat yang merupakan senyawa enam karbon disintesis dari asetil KoA, (2) Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat dengan menghilangkan CO2, (3) Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk intermediet, skualen, (4) Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu lanosterol, (5) Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lebih lanjut, termasuk menghilangnya tiga gugus metil (Murai, dkk, 2003)
B.     Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah
C.    Prinsip Kerja
kolesterol esterase (CE) menghidrolisis ester kolesterol dan asam lemak bebas. kolesterol gratis sehingga dihasilkan ditambah kolesterol preformed kemudian teroksidasi dengan adanya oksidase kolesterol (Cox) ke cholest-4-en-3-satu dan hidrogen peroksida. Sebuah quinoneimine chromogen, dengan penyerapan maxima pada 500 nm yang dihasilkan ketika fenol oksidatif ditambah dengan 4-aminophenazone dengan adanya peroksidase (POD) dengan hidrogen peroksida. Intensitas warna merah akhir sebanding dengan konsentrasi kolesterol total. Lipid kliring Factor (LCF): campuran aditif khusus yang dikembangkan oleh stanbio diintegrasikan ke dalam reagen kolesterol untuk membantu meminimalkan gangguan akibat lipemia.
D.    Alat dan Bahan
1.      Alat : Alat yang digunaka yaitu Tabung reaksi, pipet tetes, Fotometer, Centrifuge, spoit dan kapas alcohol
2.      Bahan :
a.       Sample : Darah Vena
b.      Reagent :
·         Reagent dengan komposisi bahan 4-aminophenazone 0,25 mmol / L, Fenol 25,0 mmol / L, peroksidase> 5,0 U / mL, Kolesterol esterase> 0,15 U / mL, oksidase kolesterol> 0,1 U / mL, buffer dan stabilisator.
·         Standar dengan komposisi bahan larutan buffer kolesterol dengan stabilizer, surfaktan dan pengawet.
E.     Prosedur Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Diambil darah vena lalu dicentrifuge dan dipisahkan serumnya
3.      Dipipet ke cuvets volume berikut (mL) dan aduk:
No

Reagent Blank (RB )
Standar
Sampel
1
Blank
1000 µl
1000 µl
1000 µl
2
Standar
-
10 µl
-
3
Sampel
-
-
10    µl
4.      Diinkubasi semua cuvets pada suhu 37̊ C selama 5 menit atau suhu ruang selama 10 menit.
5.      Dibaca absorban sampel, standard an Blanko pada Fotometer pada Panjang Gelombang  500 nm dalam waktu 60 menit.
F.     Hasil Pengamatan
Dik :    Absorbansi Sampel ( Au )       : 0,259
            Absorbansi Standar ( As )       : 0,353
            Blank                                       : 0,376
Dit : Total Kolesterol ( Mg/dl )           = …?
Peny : Total Kolesterol ( Mg/dl )        =  Au/As  x 200 Mg/dl
= x 200 Mg/dl
                                                            = 147 Mg/dl


*Nilai Normal
Kolesterol total
Mg/dl
Baru lahir
53 – 135
Bayi
70 – 175
Anak
120 – 210
Remaja
140 – 310
Diinginkan Untuk dewasa
140 – 200
G.    Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan total kolesterol dengan menggunakan fotometer, didapatkan hasil total kolesterol Nn “N” yaitu 147 Mg/dl. Nilai ini menunjukkan bahwa total kolesterol Nn “N” berada dalam kisaran normal. Dimana nilai normal untuk orang dewasa yaitu 140 – 200 Mg/dl.
Fungsi kolesterol dalam tubuh adalah untuk sintesis membrane sel precursor hormone steroid dan asam empedu. Obat yang dapat merangsang emnpedu, dapat menurunkan kadar kolesterol darah.
Faktor yang bersifat hiperkolesterolgenik adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan, misalnya umur dan genetik. Faktor yang dapat dikendalikan adalah rokok, olahraga, makanan yang banyak mengandung lemak, minyak jenuh, stress, kopi, diet, kurang sehat, dan lain – lain [1].
Kolesterol tidak hanya merupakan komponen penting membran sel untuk menjaga fungsi sel normal, tetapi juga prekursor untuk semua hormon steroid,   asam empedu , dan  oxysterols,  regulator  yang  penting dalam jalur  metabolik   yang beragam. Kolesterol tinggi intraseluler merupakan racun bagi sel-sel, dan kolesterol serum yang tinggi dibangun di dinding arteri akan memimpin untuk pembentukan plak, salah satu langkah awal dalam  aterosklerosis pembangunan. PPARs  mungkin memainkan peran dalam pengembangan  aterosklerosis  oleh  modulasi  metabolisme kolesterol serta seperti  mengurangi peradangan pada hati dan pembuluh darah.
Para ezetimibe obat, yang menghambat penyerapan kolesterol dari  usus  dengan menargetkan NPC (Niemann-Pick tipe C) protein NPC1L1 (NPC1-seperti protein 1), ditemukan untuk menghambat NBD-serapan kolesterol pada hewan.  Hal ini disarankan disebabkan gangguan dari kompleks Annexin-2-caveolin-1. Jadi, sedangkan pada manusia sebagian besar kolesterol  plasma  ditemukan  dalam fraksi LDL, pada ikan sebagian besar dari kolesterol yang bersirkulasi  dalam fraksi HDL. Para profil lipoprotein, bagaimanapun, dimodulasi oleh pola makan,  pada  zebrafish,  makan  pada  diet  tinggi  kolestero l menghasilkan peningkatan dalam plasma VLDL (very-low-density lipoprotein) dan jumlah  LDL.
Kolesterol mungkin merupakan steroid yang paling banyak dikenal karena keterkaitannya dengan aterosklerosis dan penyakit jantung. Namun, secara biokimiawi senyawa ini juga penting karena merupakan prekursor bagi sejumlah besar steroid yang sama pentingnya serta mencakup asam nempedu, hormon adrenokorteks, hormon seks, vitamin D, glikosa jantung, sitosterol tumbuhan, dan beberapa alkaloid.
Kolesterol yang merupakan alkohol steroid yang unik di dalam jaringan hewan, menjalankan sejumlah fungsi yang penting di tubuh. Misalnya, kolesterol merupakan bagian struktural semua membran sel, mengatur alirannya, dan di jaringan tertentu merupakan prekursor asam empedu. Karena itu, terjaminnya suplai kolesterol yang terus menerus akan sangat penting bagi sel tubuh.
Hati berperan sentral dalam pengaturan hemostasis kolesterol di dalam tubuh.misalnya, kolesterol akan masuk ke dalam simpanan kolesterol di dalam hati, yang berasal dari sejumlah besar sumber, seperti makanan yang mengandung kolesterol, dan juga kolesterol yang disintesis secara de novo oleh jaringan ekstrahepatik serta oleh hati sendiri.kolesterol dieliminasi dari hati sebagai kolesterol yang tidak termodifikasi di dalam empedu, atau dapat diubah menjadi garam empedu yang disekserikan kedalam lumen usus. Kolesterol juga dapat berperan sebagai lipoprotein plasma yang dikirim ke jaringan perifer.
Pada manusia, keseimbangan antara masukan kolesterol dan pengeluarannay tidak selalu tepat, yang menyebabkan penimbunan kolesterol secara bertahapdi jaringan, terutam pada endotel yang melapisi pembuluh darah. Keadaan tersebut dapat mengancam nyawa jika penimbunan lemak menyebabkan pembentukan plak, sehingga mempersempit pembuluh darah (aterosklerosis) dan meningkatkan risikko penyakit arteri korone
H.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar kolesterol Nn “N” berada dalam kisaran normal yaitu 147 Mg/dl.






Lembar Pengesahan
Judul percobaan          : Pemeriksaan Total protein
Hari/tgl praktikum       : Sabtu, 01 Juni 2013
Praktikan / NIM          : Nurlia / 11 3145 453 061
Kelas / Kelompok       : II B / I
Rekan Keja                 : 1. A.Muh.Syarif
                                      2. A.Nurhikmah
                                      3. Esti Ulandari Hakim
Penilaian                      :



Makassar, 08 Juli 2013

          Praktikan                                                              Dosen Pembimbing


        (  Nurlia  )                                                                    ( Hasnawati )





Pemeriksaan Total Protein
A.    Latar Belakang
Protein adalah makromolekul yang tersusun atas asam – asam amino, dengan kata lain protein juga merupakan polimer yang tersusun oleh banyak monomer asam – asam amino.
Protein tersusun dari asam amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein plasma yang beredar terdiri atas :
1.      Albumin
Fungsinya untuk Menjaga keseimbangan tekanan osmotic. Nilai normal Albumin yaitu 3,4 – 4,7
2.      Globulin
Fungsinya untuk daya tubuh. Globulin terdiri dari 3 yaitu :
ü  Globulin Alfa
ü  Globulin Beta
ü  Globulin Gama
B.     Tujuan Praktikum
Untuk Mengetahui kadar protein yang terdapat dalam darah
C.    Prinsip Kerja
Sejumlah besar molekul protein merupakan ikatan peptida. ketika diobati dengan ion tembaga (Cu2 +) dalam larutan alkali, sebuah kompleks berwarna terbentuk antara tembaga dan karbonil dan imin kelompok peptida ini. Sebagai reaksi yang sama terjadi dengan biuret. warna violet dikembangkan adalah proporsional pada jumlah ikatan peptida dalam protein dan hampir independen dari konsentrasi relatif dari albumin dan globulin
D.    Alat dan bahan
1.      Alat : Alat yang digunaka yaitu Tabung reaksi, pipet tetes, Fotometer, Centrifuge, spoit dan kapas alcohol
2.      Bahan :
a.       Sample : Darah Vena
b.      Reagent :
·         Reagent dengan komposisi bahan Solusi tembaga sulfat pentahidrat, 0,3 g / dl pada natrium hidroksida berair, 0,8 g / dl. juga mengandung kalium iodida dan kalium natrium tartrat
·         Standar dengan komposisi bahan larutan bovine albumin, fraksi V, dengan natrium azida sebagai pengawet.
E.     Prosedur Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Diambil darah vena lalu dicentrifuge dan dipisahkan serumnya
3.      Dipipet ke cuvets lalu diberi label dengan volume berikut (mL) dan diaduk :
No

Reagent Blank (RB )
Standar
Sampel
1
Blank
1000 µl
1000 µl
1000 µl
2
Standar
-
10 µl
-
3
Sampel
-
-
10    l
4.      Dibiarkan semua tabung untuk berdiri selama setidaknya 5 menit
5.      Dibaca S dan U vs RB pada panjang gelombang 550 nm dalam waktu 1 jam


F.     Hasil Pengamatan
Dik :    Absorbansi Sampel ( Au )       : 2,954
            Absorbansi Standar ( As )       : 4,928
            Blank                                       : 2,418
Dit : Total Protein ( Gr/dl )     = …?
Peny : Total Protein ( Gr/dl )  =  Au/As  x 10 Gr/dl
                                                =   x 10 Gr/dl
                                                = 6 Gr/dl
*Nilai Normal : 6,6 – 8,3 Gr/dl
G.    Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan total protein dengan menggunakan fotometer, didapatkan hasil total protein Nn “N” yaitu 6 Gr/dl. Ini menunjukkan bahwa kadar total protein Nn “N” tidak berada dalam keadaan normal. Dimana nilai normal yaitu 6,6 – 8,3 Gr/dl. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh factor malnutrisi protein atau kekurangan intake protein dan kebiasaan pola hidup yang tidak sehat.
Protein total adalah kadar semua jenis protein yang terdapat dalam serum/plasma, yang terdiri atas albumin, globulin dan lain fraksi (protein yang kadarnya sangat rendah). Pemeriksaan protein total berguna untuk memonitor perubahan kadar protein yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit. Biasanya diperiksa secara bersama-sama dengan pemeriksaan lain. Misalnya kadar albumin, faal hati, atau pemeriksaan elektroforesis protein. Rasio albumin/globulin diperoleh dengan perhitungan dan dapat memberikan keterangan tambahan.
Adapun kekurangan protein dapat menyebabkan banyak masalah seperti kehilangan berat badan, kelemahan, penyusutan jaringan otot dan edema. Sindrom lain termasuk luar biasa tekanan darah rendah, denyut jantung sangat rendah, anemia dan pigmentasi pada kulit. Tingkat metabolisme juga cenderung menurun. Hal ini juga diyakini menyebabkan infiltrasi lemak dan sirosis hati.
       Protein bisa didapat dari produk hewani dan nabati. Protein hewani, terutama telur menyumbang asam amino esensial yang tidak bisa dibuat tubuh dan tidak terdapat dalam produk nabati.
H.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar protein total Nn “N” kurang dari normal yakni 6 Gr/dl.










Lembar Pengesahan
Judul percobaan          : Pemeriksaan Asam Urat
Hari/tgl praktikum       : Sabtu, 15 Juni 2013
Praktikan / NIM          : Nurlia / 11 3145 453 061
Kelas / Kelompok       : II B / I
Rekan Keja                 : 1. A.Muh.Syarif
                                      2. A.Nurhikmah
                                      3. Esti Ulandari Hakim
Penilaian                      :



Makassar, 08 Juli 2013

          Praktikan                                                              Dosen Pembimbing


        (  Nurlia  )                                                                    ( Hasnawati )





Pemeriksaan Asam Urat
A.    Latar Belakang
Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme endogenous (60%) dan eksogen protein dan nukleotida purin. Asam urat terdiri dari komponen utama dari 10-20% dari ginjal batu. Asam urat adalah senyawa utama dari 17% dari  batu dianalisis di Australia Selatan, meningkat frekuensi  dalam cuaca panas. Tujuh puluh sembilan persen dari batu asam urat terjadi pada pria, dengan frekuensi puncak antara 60 dan 65 tahun pada kedua jenis kelamin.
Asam urat telah terlibat dalam pengembangan tingkat hipertensi dan peningkatan urat asam telah dilaporkan khususnya di yang baru didiagnosis  hipertensi. Hyperuricemia juga berhubungan erat  dengan berbagai komponen sindrom metabolic. Dan merupakan kemungkinan adanya hubungan antara asam urat  tingkat dan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular3.
       Asam urat dan oxypurines lainnya adalah produk akhir dari metabolisme purin dalam tubuh manusia. Tingkat abnormal asam urat menyebabkan gejala dari beberapa penyakit, salah satunya hiperurisemia. Namun, asam urat dan asam askorbat hadir dalam cairan biologis seperti darah dan urin. Di sisi lain, senyawa ini bisa teroksidasi pada potensi yang sangat mirip, yang menghasilkan tingkat selektivitas yang kurang
B.     Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui  kadar Asam Urat dalam darah


C.    Prinsip kerja
uricase bertindak atas asam urat membentuk hidrogen peroksida dan allantoin. H2O2 diukur secara kuantitatif dengan reaksinya dengan asam 3,5-dikloro-2-hydroxybenzenesulfonic (DCHB), di hadapan peroksidase dan 4-aminophenazone, untuk membentuk kompleks violet quinoneimine merah. lipid kliring Faktor (LCF) campuran aditif khusus yang dikembangkan oleh stanbio diintegrasikan ke dalam reagen asam urat untuk membantu meminimalkan gangguan akibat lipemia.
D.    Alat dan Bahan
1.      Alat : Alat yang digunaka yaitu Tabung reaksi, pipet tetes, Fotometer, Centrifuge, spoit dan kapas alcohol
2.      Bahan :
a.       Sample : Darah Vena
b.      Reagent :
·         Reagent Asam Urat dengan komposisi bahan enzimatik reagen asam urat (cair) ref. No 1046, dapar fosfat ph 7,0 50 mmol / L, 3,5-dikloro-2-hydroybenzenesulfonic asam 4 mol / L, 4-aminophenazone 0,3 mmol, peroksidase> 1000 U / L, Uricase> 20 u / l , stabilisator dan aktivator dalam larutan buffer
·         Larutan standar Asam Urat
E.     Prosedur Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Diambil darah vena lalu dicentrifuge dan dipisahkan serumnya
3.      Dipipet ke cuvets lalu diberi label dengan volume berikut (mL) dan aduk :
No

Reagent Blank (RB )
Standar
Sampel
1
Blank
1000 µl
1000 µl
1000 µl
2
Standar
-
20 µl
-
3
Sampel
-
-
20 µl






*catatan : Untuk instrumen yang membutuhkan volume lebih besar dari 1,0 ml. menggunakan 2,0 ml reagen dan standar ml 0,05 dan sampel
4.      Diinkubasi semua cuvets pada suhu 37̊ C selama 5 menit dan dibiarkan dingin, atau diinkubasi pada suhu kamar selama 15 menit
5.      Dibaca S dan U vs RB pada fotometer dengan panjang gelombang 520 nm dalam waktu 15 menit
F.     Hasil Pengamatan
Dik :    Absorbansi Sampel ( Au )       : 2,767
            Absorbansi Standar ( As )       : 3,223
            Blank                                       : 3,382
Dit : Asam Urat ( Mg/dl )       = …?
Peny : Asam Urat ( Mg/dl )    =  Au/As  x 8 Mg/dl
                                                =   x 8 Mg/dl
                                                = 7 Mg/dl
*Nilai Normal             : Laki – laki     = 3,4 – 7,0 Mg/dl
                                      Perempuan    = 2,4 – 5,7 Mg/dl
                                      Urine             = 0,5 – 1,0 Gr/hari


G.       Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan Asam Urat dengan menggunakan fotometer, didapatkan hasil Asam Urat Nn “ANH” yaitu 7,0 Mg/dl. Ini menunjukkan bahwa kadar Asam Urat Nn “ANH” tidak berada dalam keadaan normal. Dimana nilai normal asam urat untuk perempuan yaitu 2,4 – 5,7 Mg/dl. Penyebab seseorang dapat terkena asam urat karena makanan yang dikonsumsi banyak mengandung purin. Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi seseorang menderita asam urat disebabkan karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi dari pada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersebut.
Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin pada manusia. Karena kelarutan asam urat kurang, maka tingkat ditoleransi maksimal di bawah kondisi normal, dan terjadi perubahan sederhana dalam produksi, kelarutan atau ekskresi asam urat dapat menghasilkan serum yang tinggi konsentrasi. Asam urat diekskresikan terutama oleh sekresi tubular ginjal. Renal tubular sekresi urat adalah fungsi langsung untuk menyediakan mekanisme homeostatik yang cenderung meminimalkan respon hiperurisemia peningkatan sintesis asam urat. Hiperurikemia dapat dihasilkan dari peningkatan produksi asam urat, penurunan ekskresi ginjal, atau keduanya
Beberapa studi epidemiologi telah melaporkan bahwa tinggi kadar serum asam urat yang sangat terkait dengan kondisi kesehatan seperti obesitas, insulin resistensi sindrom, metabolik, diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal. Tingkat asam urat serum rata-rata lebih rendah pada kelompok kontrol (3.84mg/dl), meningkat pada pra-diabetes (4.88mg/dl) dan lagi menurun pada penderita diabetes (3.78mg/dl)
H.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar asam urat Nn “ANH” tidak berada dalam nilai normal yaitu 7,0 mg/dl.


















Lembar Pengesahan
Judul percobaan          : Pemeriksaan Albumin
Hari/tgl praktikum       : Sabtu, 15 Juni 2013
Praktikan / NIM          : Nurlia / 11 3145 453 061
Kelas / Kelompok       : II B / I
Rekan Keja                 : 1. A.Muh.Syarif
                                      2. A.Nurhikmah
                                      3. Esti Ulandari Hakim
Penilaian                      :



Makassar, 08 Juli 2013

          Praktikan                                                              Dosen Pembimbing


        (  Nurlia  )                                                                    ( Hasnawati )




Pemeriksaan Albumin
A.    Latar Belakang
pada tahun 1964 Bromocresol hijau (BCG) dilaporkan sebagai berguna dalam penentuan kuantitatif albumin serum oleh Bartolomeus dan delaney dan dengan rodkey. teknik ini mengikat pewarna lagi diterbitkan setahun kemudian oleh rodkey yang diuraikan di sebuah BCG terbalik prosedur kolorimetri spesifik untuk albumin di PH 7.05 dan 615 nm. pada saat yang sama watson melaporkan BCG menjadi lebih sensitif untuk albumin dibandingkan entah metil oranye atau Haba (2 - (4-hydroxyazobenzene)-benzoic acid), dua senyawa ini juga digunakan dalam kuantisasi albumin serum dengan pewarna mengikat.
ada menyusul laporan oleh dow dan pinto dan dengan Miyada dkk BCG metode linearitas sampai 5 g / dl. gangguan minimal oleh lipid, hemoglobin dan bilirubin, bukti lebih lanjut dari spesifisitas tinggi dan sensitivitas serta korelasi yang sangat baik untuk nilai albumin antara teknik BCG dan elektroforesis.
Serum kadar albumin biasanya digunakan dalam menilai status gizi, dengan kurang dari 3,5 g/dl konsentrasi serum albumin dianggap sebagai “hipoalbuminemia”. Kadar serum albumin yang rendah terkait dengan rendahnya status kesehatan. Penurunan kadar serum albumin dari kisaran normal dikaitkan dengan penurunan massa otot, dan kekuatan otot, mengakibatkan gangguan kesehatan. Beberapa studi menyebutkan penurunan kadar albumin dan usia adalah efek yang berkaitan dengan beberapa penyakit kronis2.
       Untuk menilai fungsi ginjal pada pasien hipertensi dengan mengukur kreatinin serum, serum albumin, dan protein urin menunjukkan bahwa serum kreatinin dan serum albumin dalam pasien hipertensi menunjukkan peningkatan yang sifnifikan atas control rata-rata SD (141,3 + 39, 52,4 +18) dan (50,6 + 7,7, 37,0 + 5,7). Protein urea ditemukan pada pasien hipertensi. Individu hipertensi mungkin beresiko lebih besar terkena penyakit ginjal. Jadi pengurangan darah dianjurakan.
B.     Tujuan Praktikum
Untuk Mengetahui kadar albumin dalam darah
C.    Prinsip Kerja
metode yang disajikan pada dasarnya adalah bahwa dari dumas, watson biggs dimodifikasi dengan menggunakan sitrat bukan penyangga suksinat, konsentrasi penyangga yang lebih rendah dan membaca dari warna akhir pada 550 bukan 630 nm.
D.    Alat dan  Bahan
1.      Alat : Alat yang digunaka yaitu Tabung reaksi, pipet tetes, Fotometer, Centrifuge, spoit dan kapas alcohol
2.      Bahan :
a.       Sample : Darah Vena
b.      Reagent :
·         Reagent Albumin dengan komposisi bahan Bromocresol hijau, 18,8 mg / dl pada sitrat penyangga ph 4.2 + - 0,05 pada 25 C. juga mengandung surfaktan
·         Larutan standar albumin dengan komposisi bahan solusi aqueos dari sapi fraksi V albumin, setara dengan nilai yang tertera pada label. Natrium azida ditambahkan sebagai pengawet.
E.     Prosedur Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Diambil darah vena lalu dicentrifuge dan dipisahkan serumnya
3.      Dipipet ke cuvets lalu diberi label dengan volume berikut (mL) dan aduk:
No

Reagent Blank (RB )
Standar
Sampel
1
Blank
1000 µl
1000 µl
1000 µl
2
Standar
-
10 µl
-
3
Sampel
-
-
10 µl






*catatan :  semua volume dapat ditingkatkan x2 apabila instrumen tersebut memerlukan volume lebih dari 1,0 ml.
4. Dicampurkan isi setiap Cuvet. warna segera berkembang.
5. Dibaca baca S dan U vs RB pada Fotometer dengan panjang gelombang 550 nm dalam waktu 15 menit.
F.     Hasil Pengamatan
Dik :    Absorbansi Sampel ( Au )       : 2,304
            Absorbansi Standar ( As )       : 0,572
            Blank                                       : 0,334
Dit : Albumin ( Gr/dl )            = …?
Peny : Albumin ( Gr/dl )         =  Au/As  x 6,0 Gr/dl
                                                =   x 6,0 Gr/dl
                                                = 24 Gr/dl
*Nilai Normal : 3,8 – 5,1 Gr/dl                                                          
G.    Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan Albumin dengan menggunakan fotometer, didapatkan hasil Albumin Nn “ANH” yaitu 24 Gr/dl. Ini menunjukkan bahwa kadar Albumin Nn “ANH” tidak berada dalam keadaan normal. Dimana nilai normal Albumin yaitu 3,8 – 5,1 Gr/dl.tingginya nilai Albumin ini dapat disebabkan karena penyakit lain dan inflamasi akut maupun kronis.
Albumin merupakan protein yang paling berlimpah dalam plasma darah hingga mencapai sekitar 60% dari total plasma protein. Fungsi utama dari serum albumin adalah sebagi pemeliharaan tekanan osmotik koloid, transportasi ligan dan konstitusi asam amino.
      Serum kadar albumin biasanya digunakan dalam menilai status gizi, dengan kurang dari 3,5 g/dl konsentrasi serum albumin dianggap sebagai “hipoalbuminemia”. Kadar serum albumin yang rendah terkait dengan rendahnya status kesehatan. Penurunan kadar serum albumin dari kisaran normal dikaitkan dengan penurunan massa otot, dan kekuatan otot, mengakibatkan gangguan kesehatan. Beberapa studi menyebutkan penurunan kadar albumin dan pertanbahan usia adalah efek yang berkaitan dengan beberapa penyakit kronis.
      Penilaian kadar serum albumin juga dapat digunakan untuk mengukur resiko terjadinya penyakit gagal ginjal kronik (CKD), dimana anak-anak dengan penyakit ginjal kronis (CKD) beresiko kekurangan gizi energi protein. Ada pedoman praktek klinis menyadari hal ini dan merekomendasikan metode khusus untuk menilai status gizi pada pasien dengan CKD, seperti penilaian diet, serum albumin, didukung dengan penilaian komposisi tubuh (antropometri).
H.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar Albumin Nn “ANH” tidak berada dalam  kisaran  normal yaitu 24 Gr/dl.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar