Makalah Bakteriologi
Bakteri penyebab infeksi saluran
Urogenital
Di susun oleh :
Kelompok V
A.Muh.Syarif
Venilia Mayopu
Nurminarti
Suryani Ismail
Yunita T’ADA O
Sri
Septi Maulina
Program Studi DIII
Analis Kesehatan
Stikes Mega Rezky Makassar
Tahun Ajaran
2011/2012
KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmani
Rahim
Assalamu alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah
dengan judul “Bakteri penyebab infeksi saluran urogenital “ dapat di
selesaikan tepat waktu.
Pada penulisan makalah ini,penulis
telah berusaha semaksimal mungkin namun mengingat kodrat manusia sebagai
manusia biasa tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan yang
membutuhkan koreksi dan penyempurnaan dari berbagai piha.Selanjutnya pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Istiqamah S.ST
selaku dosen pembimbing mata kuliah Instrument III
2.
Semua pihak yang
telah memberikan sumbangsihnya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Saran
dn kritik sangat kami harapkan demi perbaikan dalam pembuatan makalah,baik yang
sekarang maupun yang akan datang.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
B.
Tujuan penulisan
makalah
BAB II :
ISI
1. Treponema
pallidum
A.
Morfologi dan
klasifikasi
B.
Epidemiologi
C.
Patogenesis
D.
Sifat biokimia
E.
Pencegahan
F.
Pengobatan
2. Neisseria
Gonorhoae
A.
Morfologi dan
klasifikasi
B.
Epidemiologi
C.
Patogenesis
D.
Sifat biokimia
E.
Pencegahan
F.
Pengobatan
3. Gardnerella
vaginalis
A.
Morfologi dan
klasifikasi
B.
Epidemiologi
C.
Patogenesis
D.
Sifat biokimia
E.
Pencegahan
F.
Pengobatan
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri
yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam
dunia kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai
cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika
bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin,
terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang
sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu
perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen).
Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut
sebagai ISK asimtomatis.
PMS merupakan penyakit yang
penyebaran utamanya melalui kontak seksual.PMS disebabkan oleh bbrp agen sprt
virus, bacteri, protozoa dan jamur.Masalh yang timbul pada PMS adalah semakin
banyak antimikroba yang resisten.PMS ini penting untuk dideteksi dini krn
mengenai pasangan seks, terutama untk pnjaja sek komersial
B
. Tujuan penulisam makalah
1.
Untuk
mengetahui morfologi dan klasifikasi dari bakteri penyebab infeksi saluran
urogenital
2.
Untuk
mengetahui epidemiologi dari bakteri penyebab infeksi saluran urogenital
3.
Untuk mengetahui patahogenesis dan sifat
biokimia dari bakteri penyebab infeksi saluran
urogenital
4.
Untuk
mengetahui pengobatan dan pencegahan bakteri penyebab infeksi saluran
urogenital
BAB
II
ISI
1. Treponema
pallidum
A.
Morfologi
dan klasifikasi
v Berbentuk spiral batang gram negatif
v Langsing
v Helikel dengan ujung – ujungnya merincing
v Kedalam setiap ujung sel tersisipkan tiga fibril
aksial
v Terdapat tunggal
v Tidak berkapsul
v Tidak membentuk spora
v Motil
v
Tidak berflagel
v
Anaerobik
v
Patogenik, menyebabkan sifilis
B. Epidemiologi
Bakteri T. Palidum merupakan bakteri penyebab penyakit kelamin yaitu
sifilis. Sejak tahun 1962, kasus – kasus sifilis di Amerika Serikat yang
diperoleh semakin bertambah setiap tahunnya sekitar 4,7 %. Dalam tahun 1976,
kasus sifilis primer dan sekunder yang dilaporkan telah menurun sebanyak 74 %
di bandingkan dengan kasus – kasus yang dilaporkan selama tahun 1975. Sekali
lagi, seperti gonore, penurunan ini mungkin disebabkan karena meningkatnya
usaha- usaha pengendalian yang digalakkan sejak tahun 1972, oleh pemerintah federal
Amerika Serikat.
Seperti gonore, jumlah kasus
sifilis dini (kasus primer. Sekunder dan laten dini) yang dilaporkan tidak
merupakan indikasi insiden yang sebenarnya, karena kebanyakan kasus tidak
dilaporkan. Insiden yang sebenarnya mungkin lebih dari enam kali jumlahkasus
yang dilaporkan. Dalam tahun 1977, telah dilaporkan 64.473 kasus sifilis dari
semua stadia di Amerika Serikat.
C. Patogenesis
Manusia merupakan hospes alami satu-satunya bagi Treponema
pallidum, dan infeksi terjadi melalui kontak seksual. Organisme ini
menembus mukosa atau masuk melalui kulit yang mempunyai luka kecil. Setelah
berada di dalam hospes, organisme tersebut akan memperbanyak diri..Treponema
pallidum segera memasuki
aliran darah dan pembuluh limfe dan menyebar ke jaringan lain.
Jaringan yang menjadi
sasaran meliputi kelenjar limfe, kulit, selaput mukosa, hati, limpa, ginjal,
jantung, tulang, mata, selaput otak, dan susunan syaraf pusat. Pada wanita, lesi
awal biasanya terdapat pada labia, dinding vagina, atau pada serviks. Pada
pria, lesi awal terdapat pada batang penis atau glans penis. Lesi primer dapat
pula terjadi pada bibir, lidah, tonsil, atau daerah kulit lainnya.
Setelah menembus aliran darah
secara specifik Treponema pallidum menambatkan diri pada
sejumlah besar jaringan. Selain menambatkan diri, Treponema pallidum memiliki sedikitnya 3
faktor virulensi yang secara parsial menetralkan respons imun. Zat
glikosaminoglikan yang serupa dengan asam hialuronat bekerja sebagai faktor
antikomplemen. Polisakarida berantai lurus panjang ini melapisi seluruh
permukaan luar organisme. Zat tersebut mengganggu daya bunuh bakteri Treponema pallidum melalui jalur komplemen klasik (tergantung antibodi). Disamping
itu Treponema pallidum membawa asam sialat pada permukaannya,
yang dapat memperlambat aktivasi dan pembunuhan melalui jalur komplemen
alternative (tidak tergantung antibodi). Treponema pallidum tampaknya
memiliki suatu jalur siklooksigenase yang utuh dan mampu membentuk
prostaglandin E2-nya sendiri dan mampu menghambat pemrosesan imun dini dengan
cara merangsang kegiatan supresor dari makrofag.
D.
Sifat
biokimia
Treponema pallidum bersifat
mikroaerofilik,gram negatif walaupun tidak bisa dilihat dengan pewarnaan gram.
Treponema pallidum yang
patogen untuk manusia belum berhasil dibiakkan pada medium buatan atau pada
telur yang berembrio,ataupun pada biakan jaringan.Beberapa Treponema pallidum yang berhasil dibiakkan anaerob invitro
kemungkinan hanyalah saprovit,tetapi antigennya bisa bereaksi silangdengan Treponema pallidum.
Spirochaeta
dapat dimatikan dengan cepat oleh pengeringan,begitu juga dengan menaikkan
tempertur sampai 42 derajat celcius.
Dalam
darah atau plasma dan disimpan pada 4 derajat celcius maka organisme ini masih
tetap hidup sedikitnya selama 24 jam.Hal ini sangat penting diingatdalam hal
transfusi darah.
E.
Pengobatan
Pengobatan silifis ini
menggunakan antibiotik Penisilin, regimen dan dosis yang diberikan tergantung
pada tahapan penyakit. Obat alternatif lain adalah tetrasiklin dan seftriakson.
Steroid diperlukan untuk mencegah reaksi Jarisch-Herxheimer (anafilaksis akibat
spiroseta yang mati atau akan mati), dan juga setelah terapi sifilis tahap
lanjut. Riwayat kontak harus dicari dan pasangan turut diterapi.
F.
Pencegahan
Bila tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan efek serius
seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang
yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks yang
mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin.
Perawat kesehatan profesional mengusulkan seks aman dilakukan dengan menggunakan kondom bila melakukan aktivitas seks, tapi tidak dapat
menjamin sebagai penjaga yang pasti. Usul terbaik adalah pencegahan aktivitas
seksual dengan orang yang memiliki penyakit kelamin menular
dan dengan orang berstatus penyakit negatif.
Penyakit ini pada laki-laki lebih terlihat gejalanya
dibandingkan dengan perempuan.Biasanya kaum perempuan tidak mengetahui
gejalanya.Gejala yang ada yaitu seperti ruam berwarna merah pada daerah
kelamin,dan biasanya sangat gatal.Meski kaum perempuan tidak akan tau apakah
dia menderita penyakit sifilis,sebaiknya menjaga diri agar tidak tertular penyakit
ini dan menularkan penyakit ini pada orang lain.Dan bagi kaum lelaki sebaiknya
juga menjaga diri sendiri agar tidak tertular atau menularkannya pada orang
lain.Cara satu-satunya untuk mencegah hal ini terjadi adalah setia pada
pasangannya dan juga rutin diperiksa oleh dokter agar tidak menjadi terlalu
parah.
2. Neisseria
Gonorhoae
A.
Morfologi
dan klasifikasi
Klasifikasi
Kingdom :
Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Beta
Proteobacteria
Ordo : Neisseriales
Familia :
Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Spesies : Neisseria gonorrhoeae
Bakteri Neisseria gonorrhoeae oval dengan ukuran 0,8 μm x 0,6 μm,
berpasangan (kadang-kadang berupa single
coccus) dan berhadapan menurut sumbu panjangnya menyerupai biji kopi. Dari
biakan murni, 25% tampak dalam bentuk berpasangan/ diplococcus, 75% tampak single coccus, tetras, 8 atau lebih.
Neisseria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini tidak
berkapsul, kecuali pada varians yang mukoid terdapat kapsul yang dapat dilihat
dengan pewarnaan negative atau tes Quellung.
B.
Epidemiologi
Infeksi ditularkan melalui hubungan
seksual, juga dapat menular ke janin selama proses persalinan berlangsung.
Meskipun semua kelompok rentan terhadap infeksi penyakit ini, tapi kejadian
tertinggi pada rentang usia 15-35 tahun. Di antara penduduk perempuan pada
tahun 2000, kejadian tertinggi terjadi pada usia 15 -19 tahun (715,6 per
100.000) berlawanan dengan rata-rata laki-laki insiden tertinggi terjadi pada
usia 20-24 tahun (589,7 per 100.000).
N. gonorrhoeae Epidemiologi berbeda di tiap – tiap negara berkembang. Di Swedia, kejadian gonore yang dilaporkan 487/100.000 karena banyak orang yang menderita pada tahun 1970. Pada tahun 1987, dilaporkan sebanyak 31/100.000 orang yang menderita, pada tahun 1994 melaporkan pasien gonore menurun pada hanya sekitar 31/100.000 orang yang menderita.
Di Amerika Serikat, kejadian kasus gonore menurun. Pada tahun 1975 dilaporkan 473/100.000 orang yang menderita, di mana angka menunjukkan bahwa kasus gonore di Amerika Serikat mengalami penurunan hingga 1984.Faktor risiko antara lain:
- Hubungan seksual dengan pasien tanpa perlindungan
- Memiliki banyak pasangan seksual
- Pada bayi – saat melewati lahir dari ibu yang terinfeksi
- Pada anak-anak – pelecehan seksual (pelecehan seksual) oleh pasien terinfeksi.
N. gonorrhoeae Epidemiologi berbeda di tiap – tiap negara berkembang. Di Swedia, kejadian gonore yang dilaporkan 487/100.000 karena banyak orang yang menderita pada tahun 1970. Pada tahun 1987, dilaporkan sebanyak 31/100.000 orang yang menderita, pada tahun 1994 melaporkan pasien gonore menurun pada hanya sekitar 31/100.000 orang yang menderita.
Di Amerika Serikat, kejadian kasus gonore menurun. Pada tahun 1975 dilaporkan 473/100.000 orang yang menderita, di mana angka menunjukkan bahwa kasus gonore di Amerika Serikat mengalami penurunan hingga 1984.Faktor risiko antara lain:
- Hubungan seksual dengan pasien tanpa perlindungan
- Memiliki banyak pasangan seksual
- Pada bayi – saat melewati lahir dari ibu yang terinfeksi
- Pada anak-anak – pelecehan seksual (pelecehan seksual) oleh pasien terinfeksi.
C.
Patogenesis
Gonococci yang
berbentuk koloni yang pekat (opaque) saja yang diisolasi dari manusia dengan gejala
urethritis (peradangan urea) dan dari kultur “uterine cervical” pada siklus
pertengahan. Gonococci yang koloninya berbentuk transparan diisolasi dari
infeksi urethral yang tidak bergejala, dari menstruasi dan dari bentuk invasif
dari gonorrhea, termasuk salpingitis dan infeksi diseminasi.
Gonococci menyerang
membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata, rektum dan
tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan; hal yang
diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi
peradangan uretra, nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika
kencing. Infeksi urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala. Pada
wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke urethra dan
vagina, meningkatkan sekresi cairan mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba
uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba.
Bakterimia yang
disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit (terutama Papula dan Pustula
yang hemoragis) yang terdapat pada tangan, lengan, kaki dan tenosynovitis dan
arthritis bernanah yang biasanya terjadi pada lutut, pergelangan kaki dan
tangan. Endocarditis yang disebabkan oleh gonococci kurang dikenal namun
merupakan infeksi yang cukup parah. Gonococci kadang dapat menyebabkan
meningitis dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit tersebut memiliki
manisfestasi yang sama dengan yang disebabkan oleh meningococci.
Opthalmia neonatorum
yang disebabkan oleh gonococci, yaitu suatu infeksi mata pada bayi yang baru
lahir, didapat selama bayi berada di saluran lahir yang terinfeksi. Gonococci
yang menyebabkan infeksi lokal biasanya sensitif terhadap serum tetapi relatif
resistan terhadap
antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk ke aliran darah dan menimbulkan
infeksi yang luas biasanya resisten terhadap serum tapi mungkin cukup sensitif
terhadap penicillin dan obat antimikroba lainnya.
D.
Sifat
biokimia
Pada media sederhana sukar tumbuh
dan diperlukan medium yang diperkaya. Bersifat aerob, suhu optimal yang dubutuhkan
adalah 34-37°C
dengan pH 7,2-7,6. Pertumbuhan terhenti pada suhu 30°C
atau lebih dari 38,5°C. untuk pertumbuhannya juga
memerlukan CO2 2-10%.
Koloni yang tumbuh pada agar coklat
( CAP ) yang diinkubasikan 48 jam, berbentuk bulat, konveks, halus, berwarna
putih keabuan dengan diameter 0,5-1 mm. Pada inkubasi lebih lanjut koloni
menjadi besar, kasar permukaannya, konsistensinya lunak. Untuk pertumbuhan yang
baik, ke dalam medium masih diperlukan bahan-bahan, yaitu sebagai berikut :
a.
Menurut Dubos
Polimiksin B 25 unit/ml, untuk
membunuh bakteri gram negative lainnya dan ristocetin 10 μg/ml untuk membunuh
bakteri garam positif.
b.
Menurut Jawetz
Vankomisin 3 mg/ml, polimiksin B
100mg/ml, trimetropim 5 mg/ml, dan nistatin 2mg/ml.
Media selektif yang biasa digunakan
adalah Thayer Martin media yang
terdiri atas agar coklat yang mengandung :
Vankomisin
untuk menghambat bakteri gram positif.
Kolistimetat
untuk menghambat bakteri gram negative.
Nistatin
untuk menghambat jamur.
GAMBAR ??
Pada medium ini, setelah inkubasi 48
jam akan tampak koloni yang transparan, sedikit cembung, halus, mucoid,
kecil-kecil seperti ujung jarum, nonhemolitik dengan diameter 1-5 mm.Media yang
digunakan untuk media transport adalah sedium Muller Hinton dan Transgrow.
Koloni genus Neisseria menghasilkan
indofenol oksidase sehingga memberikan tes oksidase positif. Tes okdidase
dilakukan dengan meneteskan reagen 1% tetrametil parafenilen diamin
monohidrokhlorid pada koloni maka koloni akan berubah menjadi merah jambu dan
makin lama menjadi hitam. Dalam tes ini, regen tersebut membunuh mikroorganisme
tetapi tidak merubah morfologi dan sifat pewarnaan. Tes oksidase terganggu oleh
adanya asam yang dihasilkan pada prosesperagian terhadap karbohidrat, tetapi dapat
diatasi dengan penambahan natrium bikarbonat.
Neisseria
gonorrhoeae meragikan glukosa dengan membentuk asam tanpa
gas dan tidak meragikan gula-gula yang lain ( Tim Mikrobiologi, 2003 dan
Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2007).
E.
Pengobatan
Karena penggunaan
penicillin yang sudah meluas, resistensi gonococci terhadap penicillin juga
meningkat, namun karena seleksi dari kromosom yang bermutasi, maka banyak
strain membutuhkan penicillin G dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat
pertumbuhan gonococci tersebut(MIC ≥ 2μg/mL). N. Gonorrhea yang memproduksi
penicillinase (PPNG, Penicillinase Producing N. gonorrhea) juga meningkat
secara meluas. Resistensi terhadap tetracycline (MIC ≥ 2μg/mL) secara
kromosomal sering ditemui, dengan 40% atau lebih gonococci yang resisten pada
tingkat ini. Tingkat resistensi yang tinggi terhadap tetracycline (MIC ≥
32μg/mL) juga terjadi. Resistensi terhadap spectinomycin seperti halnya
resistensi terhadap antimikroba lain Pelayanan Kesehatan Masyarakat AS
merekomendasikan untuk mengobati infeksi genital yang bukan komplikasi dengan
ceftriaxone 125mg secara intramuskular dengan dosis sekali pakai. Terapi
tambahan dengan doxycycline 100mg 2 kali sehari selama 7 hari(per oral)
direkomendasikan untuk infeksi concomitant chlamydia; erythromycin 500mg 4x
sehari selama 7 hari (per oral) sebagai pengganti doxycycline bagi wanita
hamil. Modifikasi darin terapi-terapi ini direkomendasikan untuk jenis infeksi
N. gonorrhea yang lain.
F.
Pencegahan
1.
Profilaksis mekanis dengan kondom.
2.
Pendidikan kesehatan (health
education).
3.
Pencegahan dengan obat antimikroba
tidak dianjurkan karena cenderung meningkatkan resistensi bakteri.
4.
Tindakan crede pada bayi yang baru lahir.
3. Gardnerella
vaginalis
A.
Morfologi
dan klasifikasi
Klasifikasi
Kingdom
: Bacteria
Phylum
: Actinobacteria
Order
: Bifidobacteriales
Family
: Bifidobacteriaceae
Genus
: Gardnerella
Species
: G. Vaginalis
Bacterial vaginosis (BV) is suatu
flora vagina yang hidup secara normal, lactobacilli termasuk Gardnerella
vaginalis dan anaerob
ini
ditunjukan dengan adanya warna abu-abu, homogen, terkait dengan pH. Ada pada
sebagian wanita dengan kondisi yang asymptomatis.
Bahwa
Gardnerella vaginalis bukan dari kondisi saja, tetapi juga reduksi dari
Lactobacilli dan peningkatan jumlah bakteri termasuk bakteri Gardnerella,
bacteroides and mobiluncus, anaerobic streptococci, Mycoplasma hominis and
Ureaplasma urealyticum. Gardnerella vaginalis secara seksual ditransminasi oleh
coccobacillus.
B.
Epidemiologi
Penyakit bakterial vaginosis
lebih sering ditemukan pada wanita yang memeriksakan kesehatannya daripada
vaginitis jenis lainnya. Frekuensi bergantung pada tingkatan sosial ekonomi
penduduk pernah disebutkan bahwa 50 % wanita aktif seksual terkena infeksi G.
vaginalis, tetapi hanya sedikit yang menyebabkan gejala sekitar 50 % ditemukan
pada pemakai AKDR dan 86 % bersama-sama dengan infeksi Trichomonas.7
Pada wanita hamil, penelitian
telah didokumentasikan mempunyai prevalensi yang hampir sama dengan populasi
yang tidak hamil, berkisar antara 6%-32%.31 Kira-kira 10-30% dari wanita hamil
akan mendapatkan Vaginosis bacterialis selama masa kehamilan mereka.28
Gardnerella vaginalis dapat diisolasi dari 15 % anak wanita prapubertas yang masih perawan, sehingga organisme ini tidak mutlak ditularkan lewat kontak seksual. Meskipun kasus bakterial vaginosis dilaporkan lebih tinggi pada klinik PMS, tetapi peranan penularan secara seksual tidak jelas. 6
Gardnerella vaginalis dapat diisolasi dari 15 % anak wanita prapubertas yang masih perawan, sehingga organisme ini tidak mutlak ditularkan lewat kontak seksual. Meskipun kasus bakterial vaginosis dilaporkan lebih tinggi pada klinik PMS, tetapi peranan penularan secara seksual tidak jelas. 6
Sebuah studi meta analisis
meneliti hubungan vaginosis bakterialis dengan resiko persalinan preterm, dan
didapatkan peningkatan resiko persalinan preterm ibu hamil sebanyak 60%.34
C.
Patogenesis
ü Gardnerella vaginalis mengalami
hiperpopulasi (simbiosis dengan bakteri anaerob lain) berkurangnya jumlah
Lactobacillus yang menghasilkan hidrogen peroksida.
ü (menjaga keasaman vagina dan menghambat
mikroorganisme anaerob lain untuk tumbuh di vagina.)
ü beberapa amin diketahui
menyebabkan iritasi kulit dan menambah pelepasan sel, menyebabkan rasa terbakar
di daerah vagina (ringan) epitel dan menyebabkan duh tubuh berbau tidak sedap
yang keluar dari vagina.
ü mengubah asam amino menjadi amin
sehingga menaikkan pH sekret vagina
ü flora normal vagina dari yang
tadinya bersifat asam menjadi bersifat basa.
D.
Sifat
biokimia
Penyebab
kuman atau bakteri adalah penyebab tersering vaginitis yaitu sekitar 33-52%
pasien vaginitis. Gejala infeksi bakteri adalah bau amis dengan keputihan yang
homogen (putih). Jika cairan itu keluar dari vagina, timbul rasa gatal. Jika
gatal itu digaruk bisa terjadi infeksi sekunder yang memperparah keadaan selain
keputihan itu sendiri. Adapun salah satu kuman penyebabnya adalah Gardnerella
vaginalis yang menyebabkan peradangan vagina tidak spesifik, biasanya mengisi
penuh sel-sel epitel vagina membentuk bentuk khas clue cell. Itu menghasilkan
asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin yang berbau amis, berwarna
keabu-abuan.
E.
Pengobatan
karena gejala awalnya berupa
keputihan, sadar atau tidak sering mengabaikan infeksi vagina. terkadang karena
tingkat kesadaran yang belum baik atau karena masalah finansial, wanita
tersebut belum merasa perlu datang ke dokter, belum mengganggapnya sebagai
suatu infeksi yang memerlukan bantuan dokter.Kadang wanita menganggap cukup
diatasi cara tradisional dengan menggunakan rebusan daun air sirih untuk
membersihkan vagina. Ada pula yang menggunakan semacam alat penyerap air berupa
kapur batangan yang dimasukkan ke dalam vagina, dengan harapan agar tak "becek".
Padahal itu belum tentu steril, untuk amannya, seharusnya meminta bantuan
dokter. Dengan pemeriksaan medis sekaligus dapat diketahui penyebab keputihan
tersebut, karena infeksi atau bukan.
Walaupun demikian, untuk mendiagnosa
terinfeksi tidaknya vagina memang tidak mudah. Harus diambil cairannya,
kemudian dikirim ke laboratorium untuk dibiakkan. Ini bisa memakan waktu
sepuluh hari sampai dua minggu. Sementara untuk mengobati infeksi tersebut,
dokter akan melihat dari gejalanya, baru diberikan obat atau penanganan lebih
lanjut yang tepat. Penanganannya bisa berbeda-beda, tergantung dari jenisnya.
Untuk bakterial vaginosis, trichomonas ataupun kandida, hampir sama dengan
pemberian obat kelompok metronidazole (obat anti jamur). Obat-obat ini umumnya
dipasarkan dengan merek dagang tertentu. Ada obat yang diminum, ada pula yang
berupa salep. Jadi, sasarannya pada dua tempat, yaitu penyembuhan dari dalam
dengan cara meminum obat dan penyembuhan dari luar dengan cara dioleskan dengan
salep. Namun, infeksi vagina akibat Condyloma acuminata harus dilakukan
tindakan operasi karena adanya pertumbuhan seperti kembang kol.
F.
Pencegahan
Pencegahannya
yaitu dengan tetap menjaga kesehatan vagina dan tidak berganti-ganti pasangan
saat melakukan hubungan seksual.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Infeksi
saluran kemih
(ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan
kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai
cairan,
PMS
merupakan penyakit yang penyebaran utamanya melalui kontak seksual.PMS
disebabkan oleh bbrp agen sprt virus, bacteri, protozoa dan jamur.Masalh yang
timbul pada PMS adalah semakin banyak antimikroba yang resisten.PMS ini penting
untuk dideteksi dini krn mengenai pasangan seks, terutama untk pnjaja sek
komersial
B.
Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para
pembaca apabila ada kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan
agar memberikan saran dan kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih
baik dalam penulisan makalah selanjutnya.
Daftar
Pustaka
1.
Pelczar, 1988, Dasar – Dasar
Mikrobiologi, 952-953, UI Press, Jakarta
2.
Lay,
Bibiana. W, dan Hastowo Sugoyo 1992. MIKROBIOLOGI. Jakarta : CV Rajawali.
3.
Jawetz,
E, J.L.Melnick & E.A.Adelberg.1986.Mikrobiologi
untuk Profesi Kesehatan.Buku Kedokteran EGC : Jakarta
4.
Massi,dr
Muh Nasrun,ph D.Madjid,dr baedah,sp Mk.2008.Mikrobiologi
kedokteran.Fakultas kedokteran universitas hasanuddin : Makassar
5.
Brooks,geo F.Butel,anet S dan Morse,Stephen A.2005.Mikrobiologi
kedokteran.Salemba Medika:Jakarta
6.
Johnson,Arthur G.Ziegler,Richard J dan
hawley,Louse.2011.Mikrobilogi dan imunologi.Binarupa Aksara : Jakarta
7.
Wheller
dan Volk. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : P.T.
Gelora Aksara Pratama