Makalah Parasitologi
Plasmodium
vivax

Di
susun oleh :
Kelompok
II
v Nurlia
v Gayus Novastin
v Nurramla
v Juarni
v Hajriani
v Jaenal Rumalesin
v Inggrid Olivia Balol
v Ferawati
v Ikhsan Hamid
v Fifi Safitri
Program
Studi DIII Analis Kesehatan
STIKes
Mega Rezky Makassar
Tahun
Ajaran 2011/2012
KATA PENGANTAR
Bismillahi
Rahmani Rahim
Assalamu
alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah
dengan judul “Plasmodium vivax “
dapat di selesaikan tepat waktu.
Pada penulisan makalah ini,penulis
telah berusaha semaksimal mungkin namun mengingat kodrat manusia sebagai
manusia biasa tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan yang
membutuhkan koreksi dan penyempurnaan dari berbagai piha.Selanjutnya pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Novi
Utami Dewi SKM,M.Kes dan Nasar S.ST,M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
Instrument III
2.
Semua
pihak yang telah memberikan sumbangsihnya.
Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Saran dn kritik sangat kami harapkan demi perbaikan dalam
pembuatan makalah,baik yang sekarang maupun yang akan datang.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan makalah
BAB II : ISI
A. Taksonomi Plamodium
vivax
B. Morfologi Plamodium vivax
C. Reproduksi Plamodium vivax
D. Hospes dan nama penyakit
E. Siklus hidup Plamodium vivax
F. Patologi dan gejala klinis Plamodium vivax
G. Epidemologi Plamodium vivax
H. Diagnosa Laboratorium Plamodium vivax
I. Pencegahan perkembangan Plamodium vivax
J. Pengobatan Plamodium vivax
BAB
III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa
= hewan) adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah
satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa
hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak
kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus hidupnya,
sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga
terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang – ulang
sehingga dihasilkan banyak inti yang masing – masing dikelilingi oleh
sitoplasma dan terbentuklah individu baru.
Pergerakannya dilakukan dengan cara
mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada
umumnya bersifat farasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Respirasi dan ekskresi dilakukan dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan
cara menyerap zat makanan dari hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetative
dan generative. Beberapa contoh spesies dari Sporozoa yaitu Plasmodium
falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Toxoplasma gondii.
Vektor dari Plasmodium penyebab
penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium hidup sebagai
parasit pada sel-sel darah merah manusia atau vertebrata lainnya. selama
hidupnya, Palsmodium tersebut mengalami dua fase, yakni fase sporogoni dan fase
skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh nyamuk Anopheles betina,
sedangkan fase skizogoni berlangsung didalam tubuh manusia.
B. Tujuan Penulisan makalah
1.
Untuk
megetahui taksonomi dari Plasmodium vivax
2.
Untuk
megetahui Morfologi dan reproduksi dari Plasmodium
vivax
3.
Untuk mengetahui hospes dan nama
penyakit serta siklus hidup dari Plasmodium vivax
4.
Untuk mengetahui patologi dan gejala
klinis serta epidemologi dari Plasmodium vivax
5.
Untuk mengetahui diagnosa
laboratorium dan pengobatan dari Plasmodium vivax
6. Untuk mengetahui pencegahan
perkembangan Plasmodium sp
BAB II
ISI
A.
Taksonomi
Plasmodium
vivax adalah protozoa parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan
secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax
merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi
manusia.
Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum
Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk
bulat atau bulat panjang.
Taksonomi :
Domain
: Eukaryota
Kingdom
: Chromalveolata
Superphylum : Alveolata
Phylum
: Apicomplexa
Class
: Aconoidasida
Ordo
: Haemosporida
Family
: Plasmodiidae
Genus
: Plasmodium
B.
Morfologi
Ø Eritrosit yang terinfeksi oleh
parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan haemoglobin.
Ø Tropozoit muda tampak sebagai cincin
dengan inti pada satu sisi.
Ø Tropozoid tua tampak sebagai cincin
amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata
Ø Dalam waktu 36 jam parasit akan
mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.
Ø Proses selanjutnya inti sel parasit
akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit
berjumlah antara 16 – 18 buah.
Ø Gametosit mengisi hampir seluruh
eritrosit.
Ø Mikrogametosit berinti besar dalam
pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru.
Ø Makrogametosit berinti padat
berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
C.
Reproduksi
Plasmodium
vivax dapat
mereproduksi baik secara aseksual dan seksual ,tergantung pada tahap siklus
hidupnya.
Ø Secara
Aseksual
1.
Tanaman
belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari
diameter dari sel darah merah
2.
Trofozoit
dewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid);
pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat
(pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah
merah yang terinfeksi.
3.
Schizonts
(juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal,
sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada
merozoit sekitar enam belas.
Ø Secara
Seksual
Tahap seksual Plasmodium vivax
sebagai berikut :
1.
Transfer ke
nyamuk
2.
Gametogenesis
Mikrogamet dan Makrogamet
3.
Pembuahan
4.
Ookinite
5.
Oocyst
6.
Sporogony
D.
Hospes dan nama penyakit
Manusia
merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya adalah
nyamuk Anopheles betina.
Plasmodium
vivax menyebabkan
penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.
E.
Siklus hidup
1.
Nyamuk
Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur
yang mengandung sporozoit.
2.
Bersama
aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
3.
Sporozoit
membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel
hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
4.
Gejala demam
terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
5.
Gejala demam
terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
6.
Jika darah
si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka
makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus
nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang
menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan
gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga
terbentuklah zigot (ookinet).
7.
Zigot
(ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan
menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)
8.
Di dalam
ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang
lengkap dinamakan sporozoit.
9.
Jika ookista
telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh
nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
10. Apabila nyamuk menghisap darah
manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Ø
Plasmodium
pada manusia : aseksual (Fase gametofit dan vegetatif)
Ø
Plasmodium
pada nyamuk : seksual (Fase sporofit dan generatif )
F.
Patologi dan Gejala Klinis
Serangan
pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung, mual
dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian
menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu
meninggi dan kemudian turun menjadi normal. Malaria vivax penting bukan karena
angka kematiannya tetapi karena kelemahan penderita yang disebabkan oleh
relapsnya.
Limpa pada
serangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai teraba
pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar ,keras dan kenyal.
Pada permulaan serangan pertama , jumlah parasit Plasmodium vivax kecil
dalam peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung,
jumlahnya bertambah besar. Kira–kira satu minggu setelah serangan pertama ,
stadium gametosit tampak dalam darah.
G.
Epidemiologi
Spesies ini
terdapat di daerah subtropik, dapat juga ditemukan di daerah dingin (Rusia), di
daerah tropic Afrika, terutama di Afrika Barat. Di Indonesia spesies tersebut
tersebar di seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah endemic mempunyai
frekuensi tertinggi diantara spesies yang lain.
H.
Diagnosa Laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium untuk penegakan diagnosa pasti penyakit malaria adalah dengan
melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium dalam
sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk parasit yang
lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran
dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat
proses identifikasi Plasmodiun walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila
dibuat sediaan apus.
Tes serologi
untuk malaria bisa dilakukan dengan IHA ( Indirect Hemaglutination Test ) dan
ELISA ( Enzym Linked Immuno Sobent Assay ).
I.
Pencegahan perkembangan plasmodium sp
1.
Pencegahan
perusakan hutan agar habitat nyanuk Anopheles sp. tidak rusak, karena
bila rusak, maka nyamuk penghisap hewan (zoophilik) akan berubah menjadi nyamuk
pemakan manusia (anthropofilik)
2.
Pemakaian
bubuk Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
3.
Meningkatkan
level sanitasi agar jentik-jentik nyamuk dapat berkurang
4.
Pada daerah
pedalaman biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium sp. &
pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk Anopheles sp.
menggigit hewan tersebut.(Plasmodium sp. tidak berbahaya bagi hewan).
5.
Penyemperotan
secara berkala.
J.
Pengobatan
1. Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks
adalah pengobatan radikal yang ditujukan pada stadium hipnozoit di sel
hati dan di eritrosit
2. Tahun
1989, P. vivax resisten klorokuin. Sehingga dipakai pengobatan klorokuin
selama 3 hari dilakukan bersamaan dengan primakuin selama 14 hari.
Dengan cara ini, primakuin bersifat sebagai skizontizid darah selain
membunuh hipnozoit dalam hati. Jika dengan pengobatan promakuin masih
belum terjadi relaps, bisa ditambahkan dosis primakuin sampai 30 mg/hari
3. Obat
alternatif lain: artesunat-amodiakuin, dihidroartemisinin-piperakuin,
atau non-altemisin (meflokuin, atovaquone-proguanil)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Plasmodium vivax adalah protozoa
parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian
besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari
enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
Manusia
merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya adalah
nyamuk Anopheles betina.
Plasmodium
vivax menyebabkan
penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.
B.
Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para
pembaca apabila ada kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan
agar memberikan saran dan kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih
baik dalam penulisan makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka
3.
Prof.Dr.Soedarto,DTM&H,PhD.2011.Buku ajar parasitologi kedokteran.Sagung
Seto,Surabaya
4.
Safar,Rosdiana.2009.Protozoologi helmintologi entomologi.yrama
widya,Bandung.
Thank you for information, verry nice:)
BalasHapusSamaa samaa 😋
Hapus